×
Clifford Geertz pernah melakukan penelitian di Pare pada tahun 1953-1954 yang menemukan adanya trikotomi yaitu abangan, santri dan priyayi. Karena masyarakat selalu dinamis, maka perubahan itu tidak bisa dihindari. Khususnyamasalah sosial dan budaya. Penyebab di balik itu, komunikasi yang menjadi aspek terdekat pada kehidupan masyarakat, baik melalui interaksi antar individu, individu dengan kelompok maupun media massa, bisa dikatakan memiliki peran dalam menciptakan perubahan.Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja perubahan sosiokultural yang terjadi dan peran komunikasi di dalamnya. Penelitian ini dilakukan di Desa Canggu Kecamatan Badas, yang dulunya menjadi bagian dari Kecamatan Pare dengan metodologi penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dipakai adalah observasi partisipan, peneliti membaur dan terlibat dengan masyarakat, serta melakukan wawancara mendalam supaya informan memberikan data sebanyak-banyaknya.Sampel diambil melalui metode purposive sampling, terutama adalah teknik maximum variation sampling. Sedangkan dalam analisis datanya, peneliti memakai analisis interaktif Miles dan Huberman dengan tahapan reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan hingga verifikasi. Penelitian ini berkesimpulan bahwa: (1) Terdapat perubahan sosiokultural pada masyarakat Pare. Perubahan yang dimaksud terutama mata pencaharian penduduk, struktur sosial dilihat dari tingkat pendidikannya, memudarnya tradisi lama serta kesadaran akan pentingnya nilai-nilai agama. (2) Terdapat kesan kuat bahwa komunikasi berperan dalam proses-proses perubahan. Komunikasi yang dimaksud adalah interpersonal, kelompok dan massa. Komunikasi interpersonal dan kelompok cenderung berdampak pada aspek kognitif dan konatif masyarakat. Selain itu, ada kesan komunikasi massa hanya sebatas menambah pengetahuan atau kognitifnya. Kata Kunci: Trikotomi Geertz, Perubahan Sosiokultural, Peran Komunikasi