×
Organisasi yang efektif adalah organisasi yang mampu mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan. Organisasi efektif ditentukan oleh kinerja karyawan, yang digunakan sebagai bahan evaluasi untuk pertumbuhan organisasi. Tinggi rendah kinerja ditentukan oleh kualitas interaksi antar karyawan. Kualitas interaksi akan mempengaruhi kinerja bila terjadi konflik. Sebagian besar konflik bersifat menggangu kinerja karyawan. Adanya perilaku pemimpin yang dirasa kurang memotivasi dan tidak bisa memahami karyawan, akan semakin mengganggu kinerja karyawan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konflik kerja dan perilaku kepemimpinan dengan kinerja karyawan secara simultan dan parsial. Subjek penelitian merupakan karyawan PT AG bagian kantor pusat berjumlah 57 orang dan menggunakan total sampling. Alat ukur pengumpulan data menggunakan skala kinerja karyawan dengan reliabilitas 0,918, skala konflik kerja dengan reliabilitas 0,868 dan modifikasi Leader Behavior Description Questionnaire dengan reliabilitas 0,939. Analisis data menggunakan teknik regresi linier berganda, diperoleh nilai p sebesar 0,000 < 0,05 dan Fhitung = 11,608 > Ftabel = 3,17 serta R= 0,548. Pengujian secara parsial antar konflik kerja dengan kinerja mendapatkan nilai p sebesar 0,005 < 0,05 dengan rx1y = -0,367 dan antara perilaku kepemimpinan dengan kinerja nilai p sebesar 0,022 < 0,05 serta rx2y= 0,306. Nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,301 artinya konflik kerja dan perilaku kepemimpinan secara bersama-sama memberi sumbangan efektif sebesar 30,1% terhadap kinerja karyawan dengan sumbangan 17,27% dari konflik kerja dan 12, 84 dari perilaku kepemimpinan. Hasil penelitian menunjukkan jika terdapat hubungan antara konflik kerja dan perilaku kepemimpinan dengan kinerja karyawan, secara simultan maupun parsial. Kata kunci: kinerja karyawan, konflik kerja, perilaku kepemimpinan