×
Penelitian ini berangkat dari ketertarikan peneliti terhadap sikap China yang menunjukkan upaya klaim kepemilikan atas Laut China Selatan dan dukungannya terhadap Traktat Southeast Asian Nuclear-Weapon-Free-Zone atau biasa disebut SEANWFZ. Dukungan yang diberikan oleh China berbeda dengan negara P-5 lainnya yaitu Amerika Serikat, Rusia, Inggris, Perancis yang belum mengangkat serius isu nuklir, terutama isu nuklir di kawasan Asia Tenggara. Telah diketahui bersama bahwa hubungan China dan Negaranegara ASEAN cenderung memanas dan menuju ke arah konflik akibat klaim Laut China Selatan. Peneliti berupaya meneliti keterkaitan Traktat SEANWFZ terhadap kepentingan China di Laut China Selatan tahun 2007-2012. Pendekatan Kualitatif yang dipilih oleh peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi literatur dan wawancara. Setelah memperoleh data yang diperlukan, digunakan teknik analisis yaitu deskriptifanalitis. Analisis yang dilakukan menggunakan kerangka konseptual berupa Teori Geopolitik, Konsep Keamanan Nasional, dan Kepentingan Nasional, setelah itu ditarik kesimpulan. Hasil dari analisis yaitu menggambarkan kepentingan China di Laut China Selatan, untuk mempertahankan pengaruh geopolitik di kawasan. Traktat SEANWFZ berperan sebagai salah satu instrumen yang mendukung usaha China tersebut. Secara geografi letak Laut China Selatan yang merupakan perpanjangan dari Samudera Pasifik, digunakan China untuk membendung pengaruh negara besar seperti Amerika di Asia-Pasifik. Secara militer terlihat dari peningkatan armada militer laut China dan dengan strategi bersifat defensif yang diterapkan China di kawasan Laut China Selatan. Secara ekonomi China juga berusaha mempertahankan kelangsungan sumberdaya energi baik yang terdapat di LCS maupun jalur pasokan energi dari negara Timur Tengah melalui wilayah Asia Tenggara yaitu Selat Malaka. Seluruh upaya China tersebut diupayakan demi tercapainya Kepentingan Nasional.