Perancangan Sentra Mebel dilatar belakangi oleh banyaknya pengrajin mebel yang tersebar diseluruh wilayah Juwiring. Tanpa adanya suatu pusat pameran mebel di Juwiringmenyebabkan pengrajin memiliki kesulitan dalam sarana pemasaran, konsumen kesulitanmemperoleh informasi, serta pemerintah kesulitan mengawasi. Persoalan desain adalah:bagaimana menampilkan citra bangunan yang memiliki ciri khas Juwiring sebagai daya tarikwisatawan yang berkunjung ke Klaten. Metode yang digunakan adalah metode defamiliarisasidari teori pendekatan Arsitektur Regionalisme. Analisis yang dilakukan berawal darimenguraikan potensi khas di Juwiring dengan memahami komponen pembentukarsitekturalnya. Hasil yang diperoleh berupa konsep perancangan Sentra Mebel dengan saranadan prasarana sebagai destinasi wisata. Konsep tampilan menunjukkan ciri khas Juwiringyang berasal dari penguraian bentuk potensi sekitar Juwiring seperti joglo, pendhapa, payungkhas Juwiring, dan Candi Prambanan.Kata Kunci: Arsitektur Regionalisme, Destinasi Wisata, Pengrajin Mebel Juwiring, PotensiKhas Juwiring, Citra Bangunan.