×
ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Peninggalan-peninggalan Museum Konperensi Asia Afrika yang dapat dijadikan sebagai sumber pembelajaran sejarah SMA. (2) Relevansi antara Museum Konperensi Asia Afrika dengan kurikulum sejarah SMA. (3) Pemanfaatan Museum Konperensi Asia Afrika sebagai sumber pembelajaran sejarah SMA. Bentuk penelitian ini deskriptif kualitatif, yaitu suatu cara dalam meneliti suatu peristiwa pada masa sekarang dengan menghasilkan data-data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang tertentu atau perilaku yang dapat diamati dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam penelitian ini digunakan strategi studi kasus terpancang tunggal, yaitu sasaran yang akan diteliti sudah dibatasi dan ditentukan serta terpusat pada satu lokasi yang mempunyai karakteristik tersendiri yang tidak dimiliki oleh tempat lain yaitu Museum Konperensi Asia Afrika. Sumber data yang digunakan adalah sumber benda, tempat, peristiwa, informan dan dokumen. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan observasi, wawancara dan analisis dokumen. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Selain bersifat purposif sampling, peneliti juga menggunakan teknik snowball sampling. Dalam penelitian ini, untuk mencari validitas data digunakan dua tehnik trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis interaktif, yaitu proses analisis yang bergerak di antara tiga komponen yang meliputi reduksi data, penyajian data, verifikasi/penarikan kesimpulan, yang berlangsung secara siklus. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan : (1) Peninggalan-peninggalan Museum Konperensi Asia Afrika yang dapat dijadikan sumber pembelajaran berupa bangunan museum dan koleksi benda-benda peninggalan yang dipamerkan di dalam museum. Bangunan Museum Konperensi Asia Afrika dibagi menjadi tiga ruangan. Ruangan pertama yaitu pameran tetap, ruangan kedua yaitu perpustakaan, ruangan ketiga yaitu audiovisual. Setiap ruangan di Museum Konperensi Asia Afrika mengandung fungsi untuk mengabadikan dan menyebarkan nilai-nilai sejarah dan kebangsaan dari peristiwa Konferensi Asia Afrika tahun 1955. Benda-benda yang dapat dijadikan sumber pembelajaran sejarah tersimpan dalam museum di ruangan pameran tetap. (2) Museum Konperensi Asia Afrika mempunyai kaitan erat dengan materi sejarah SMA yang tercantum dalam kurikulum. (3) Pemanfaatan Museum Konperensi Asia Afrika sebagai sumber pembelajaran sejarah bagi siswa SMA Negeri di Kota Bandung mendapat tanggapan positif dari guru dan siswa SMA Negeri Kota Bandung. Pemanfaatan Museum Konperensi Asia Afrika sebagai sumber pembelajaran sejarah bagi siswa SMA Negeri Kota Bandung sudah optimal. Hal ini dikarenakan guru mengarahkan kegiatan kunjungan / study tour siswa ke Museum Konperensi Asia Afrika. Berdasarkan sikap guru yang demikian menyebabkan siswa mengetahui dan peduli tentang keberadaan Museum, di dukung lagi pihak Museum KAA sudah mensosialisasikan dan mempromosikan keberadaan museum dan juga lokasi museum Konperensi Asia Afrika sangat mudah untuk dijangkau dengan sarana transportasi. Oleh karena itu pemanfaatan Museum KAA sebagai sumber pembelajaran sejarah sudah optimal.