×
Permasalahan dalam penelitian ini mencakup dua hal, yaitu: (1) Bagaimana bentuk kesinoniman verba insani dalam bahasa Indonesia? (2) Bagaimana komponen makna verba insani yang bersinonim dalam bahasa Indonesia?
Tujuan penelitian ini mencakup dua hal, yaitu: (1) Mendeskripsikan bentuk kesinoniman verba insani dalam bahasa Indonesia. (2) Mendeskripsikan komponen makna verba insani yang bersinonim dalam bahasa Indonesia.
Objek penelitian ini adalah kesinoniman. Data penelitian ini berupa pasangan leksem verba bahasa Indonesia yang memiliki kesinoniman yang berciri (+INSAN) beserta artinya. Selain itu, digunakan pula beberapa kalimat sebagai cara untuk menentukan ciri pembeda leksem yang memiliki kesinoniman.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif sehingga dapat disajikan fakta kebahasaan mengenai kesinoniman verba insani dalam bahasa Indonesia. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dengan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode agih dengan teknik ganti dan metode analisis komponen makna.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa bentuk kesinoniman verba insani dalam bahasa Indonesia melalui teknik ganti tidak ada yang bersinonim mutlak. Hal itu terlihat dari pasangan sinonimi dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi 9 kelompok, antara lain: (1) satu leksem lebih umum daripada yang lain, (2) satu leksem lebih intens daripada yang lain, (3) satu leksem lebih emotif daripada yang lain, (4) satu leksem lebih mencakup penolakan moral, sedangkan yang lain netral, (5) satu leksem lebih profesional daripada yang lain, (6) satu leksem lebih literer daripada yang lain, (7) satu leksem lebih kolokial daripada yang lain, (8) satu leksem lebih bersifat dialek daripada yang lain, dan (9) salah satu pasangan sinonim lebih bersifat kanak-kanak. Atas dasar analisis komponen makna, ditemukan sebanyak 38 dimensi makna dan 208 komponen makna dalam kesinoniman verba insani dalam bahasa Indonesia. Terakhir, berdasarkan analisis komponen makna, dapat disimpulkan bahwa leksem-leksem yang bersinonim memiliki komponen makna yang berbeda dengan paling banyak dua komponen.