×
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah
serta untuk mengetahui pengaruh dari PDRB, Inflasi, dan Jumlah Penduduk
terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) 7 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah pada
tahun 2010-2014. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari BPS. Metode yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif dan kuantitatif dengan menggunakan indeks kemampuan
keuangan daerah dan menggunakan alat analisis data panel dengan pendekatan
yang digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM) dengan metode cross-section
Weighted (GLS).
Hasil pengujian kemampuan keuangan daerah menunjukkan bahwa
Kabupaten Batang dan Kabupaten Sukoharjo memiliki status kemampuan
keuangan daerah yang tinggi, sedangkan yang memiliki status kemampuan
keuangan sedang adalah Kota Semarang, kemudian 4 kabupaten/kota lainnya
yaitu Kota Surakarta, Kabupaten Demak, Kota Pekalongan, dan Kabupaten Blora
mempunyai status kemampuan keuangan daerah yang rendah. Hasil pengujian
regresi panel menunjukkan bahwa secara parsial PDRB berpengaruh positif dan
signifikan terhadap PAD, sedangkan Inflasi berpengaruh signifikan negatif
terhadap PAD dan Jumlah Penduduk berpengaruh positif namun tidak signifikan
terhadap PAD.
Saran dari penelitian ini yaitu perlu adanya upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan keuangan daerah bagi kabupaten/kota yaitu dengan
intensifikasi dan ekstensifikasi pajak atau retribusi daerah. Peningkatan PAD perlu
diimbangi dengan peningkatan PDRB dengan cara menggali sektor-sektor yang
memiliki kontribusi yang paling besar terhadap PAD terutama sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Pemerintah diharapkan dapat menjaga kestabilan
inflasi disetiap wilayah dengan cara meningkatkan penerimaan pajak bagi unit
usaha yang tidak memproduksi kebutuhan pokok.
Kata kunci : PAD, Kemampuan Keuangan, PDRB, Inflasi, Jumlah Penduduk,
Data Panel.