ABSTRAKTemulawak (Curcuma xanthorrizha) merupakan salah satu jenis tanamanbiofarmaka. Sebagai bahan baku obat, selain produksi rimpang tinggi, temulawak jugaharus bermutu tinggi. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menegaskanbahwa obat dari bahan alami atau yang biasa disebut dengan obat herbal harusmemenuhi persyaratan yang meliputi mutu, keamanan, dan khasiat. Meningkatnyapermintaan rimpang telah mendorong meningkatnya permintaan akan bibit temulawak,diperlukan alternatif lain untuk penyediaan bahan tanaman dalam jumlah yang cukup.Upaya penyediaan bahan tanaman secara massal dalam waktu relatif singkat serta bebashama dan penyakit dapat dilakukan melalui teknik kultur jaringan. Penggunaan teknikini masih terkendala oleh tingginya biaya bahan kimia khususnya zat pengatur tumbuh(ZPT). Berbagai bahan alami dapat digunakan sebagai substitusi ZPT salah satunyaadalah air kelapa dan berbagai ekstrak bahan organik. Tujuan penelitian ini adalahmengkaji respon eksplan temulawak (Curcuma xanthhorhiza Roxb.) terhadappemberian air kelapa dan ekstrak buah pisang cavendish secara in vitro.Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2016 diLaboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian, UniversitasSebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)dengan faktor pertama adalah ekstrak buah pisang cavendish dengan 4 taraf konsentrasiyaitu 0 g/l, 50 g/l, 100 g/l, dan 150 g/l. Faktor kedua adalah air kelapa dengan 4 tarafkonsentrasi yaitu 0 ml/l, 100 ml/l, 150 ml/l, 200 ml/l. Pengamatan dilakukan terhadapwaktu muncul tunas, waktu muncul daun dan waktu muncul akar, jumlah tunas, jumlahdaun dan jumlah akar, tinggi tunas, panjang daun dan panjan gakar. Data hasilpengamatan dianalisis secara deskriptif dan analisis sidik ragam dilanjutkan uji jarakberganda Duncan (DMRT).Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perlakuan air kelapa dan ekstrakbuah pisang cavendish terhadap variable pengamatan. Penggunaan air kelapa 150 ml/ldan 150 g ekstrak buah pisang cavendish pada perlakuan media tanam mampumempercepat waktu muncul tunas, meningkatkan jumlah tunas, jumlah daun danpanjang daun. Kata kunci : Bahan organik, metode kultur jaringan, temulawak.