Penulis Utama | : | Nur Andini |
NIM / NIP | : | S611408006 |
ABSTRAK
Temulawak (Curcuma xanthorrizha) merupakan salah satu jenis tanaman
biofarmaka. Sebagai bahan baku obat, selain produksi rimpang tinggi, temulawak juga
harus bermutu tinggi. Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menegaskan
bahwa obat dari bahan alami atau yang biasa disebut dengan obat herbal harus
memenuhi persyaratan yang meliputi mutu, keamanan, dan khasiat. Meningkatnya
permintaan rimpang telah mendorong meningkatnya permintaan akan bibit temulawak,
diperlukan alternatif lain untuk penyediaan bahan tanaman dalam jumlah yang cukup.
Upaya penyediaan bahan tanaman secara massal dalam waktu relatif singkat serta bebas
hama dan penyakit dapat dilakukan melalui teknik kultur jaringan. Penggunaan teknik
ini masih terkendala oleh tingginya biaya bahan kimia khususnya zat pengatur tumbuh
(ZPT). Berbagai bahan alami dapat digunakan sebagai substitusi ZPT salah satunya
adalah air kelapa dan berbagai ekstrak bahan organik. Tujuan penelitian ini adalah
mengkaji respon eksplan temulawak (Curcuma xanthhorhiza Roxb.) terhadap
pemberian air kelapa dan ekstrak buah pisang cavendish secara in vitro.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2016 di
Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Bioteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan faktor pertama adalah ekstrak buah pisang cavendish dengan 4 taraf konsentrasi
yaitu 0 g/l, 50 g/l, 100 g/l, dan 150 g/l. Faktor kedua adalah air kelapa dengan 4 taraf
konsentrasi yaitu 0 ml/l, 100 ml/l, 150 ml/l, 200 ml/l. Pengamatan dilakukan terhadap
waktu muncul tunas, waktu muncul daun dan waktu muncul akar, jumlah tunas, jumlah
daun dan jumlah akar, tinggi tunas, panjang daun dan panjan gakar. Data hasil
pengamatan dianalisis secara deskriptif dan analisis sidik ragam dilanjutkan uji jarak
berganda Duncan (DMRT).
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perlakuan air kelapa dan ekstrak
buah pisang cavendish terhadap variable pengamatan. Penggunaan air kelapa 150 ml/l
dan 150 g ekstrak buah pisang cavendish pada perlakuan media tanam mampu
mempercepat waktu muncul tunas, meningkatkan jumlah tunas, jumlah daun dan
panjang daun.
Kata kunci : Bahan organik, metode kultur jaringan, temulawak.
Penulis Utama | : | Nur Andini |
Penulis Tambahan | : | - |
NIM / NIP | : | S611408006 |
Tahun | : | 2016 |
Judul | : | Penggunaan Air Kelapa Dan Ekstrak Buah Pisang Terhadap Multiplikasi Tunas Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb.) Secara In Vitro |
Edisi | : | |
Imprint | : | Surakarta - Pascasarjana - 2016 |
Program Studi | : | S-2 Agronomi |
Kolasi | : | |
Sumber | : | UNS - Pascasarjana Jur. Agronomi - S611408006 - 2016 |
Kata Kunci | : | |
Jenis Dokumen | : | Tesis |
ISSN | : | |
ISBN | : | |
Link DOI / Jurnal | : | - |
Status | : | Public |
Pembimbing | : |
1. Prof. Dr. Samanhudi, S.P, M. Si. 2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. |
Penguji | : | |
Catatan Umum | : | |
Fakultas | : | Sekolah Pascasarjana |
File | : | Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download. |
---|