ABSTRAKLatar Belakang: Gangguan homeostasis cairan tubuh sering terjadi pada pasiensakit kritis, tatalaksana cairan yang adekuat ditujukan untuk perbaikanhemodinamik. Selama dekade terakhir, beberapa penelitian sebagai panduantatalaksana cairan pada pasien sakit kritis mengemukakan bahwa pemberiancairan secara agresif dapat meningkatkan luaran pasien. Namun sebaliknyapenelitian baru-baru ini menyebutkan bahwa balans cairan positif dapat berefeknegatif. Akumulasi cairan berlebih dapat menyebabkan disfungsi organ sehinggameningkatkan morbiditas, mortalitas serta memperpanjang lama rawat.Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan termasuk jenis penelitianobservasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif. Data diperoleh daripasien anak (1 bulan – 18 tahun) yang dirawat di PICU sekurang-kurangnya 72jam. Data pemberian cairan diambil 3 hari pertama perawatan pasien. Datadianalisis menggunakan uji statistik Chi Square dan Mann-Whitney.Hasil Penelitian: Diperoleh 126 sampel dengan median lama rawat PICU adalah5 hari (3-30 hari), 55 pasien (43,65%) meninggal. Didapatkan 101 orang (80,15%)mengalami balans cairan positif, dan 31 orang mengalami balans cairanpersistent.. Terdapat hubungan yang signifikan antara balans cairan positif yangterjadi pada hari perawatan ketiga dengan mortalitas (p = 0,001). Balans cairanpositif yang persistent berhubungan dengan mortalitas. Persentase balans cairanpositif pada perawatan hari kedua dan ketiga, signifikan lebih tinggi pada pasienmeninggal (p = 0,04 dan 0,03).Simpulan Penelitian: Balans cairan yang persistent dan balans cairan yangterjadi pada hari ketiga dalam perawatan PICU berhubungan signifikan denganmortalitas. Persentase balans cairan positif pada perawatan hari kedua dan ketiga,signifikan lebih tinggi pada pasien meninggal. Pada penelitian ini, balans cairanpositif tidak menunjukan hubungan signifikan dengan lama rawat PICUKata Kunci: overload cairan, mortalitas, lama rawat PICU, anak sakit kritis.