Pola gaya hidup merupakan pilihan suatu komunitas kelompok mahasiswa yang dalamkehidupan diikuti dengan perubahan jaman modern bisa berubah oleh lamanya waktu,perubahan ini membuat kelompok komunitas pendidikan tinggi yang dikategorikan dewasamuda mengalami penurunan aktifitas fisik, tingkat kebugaran dan banyaknya kalori yangmasuk, tidak disertai dengan pembuangan energi. Pola tidak seimbang dapat menyebabkanobesitas, akibat lamanya duduk berjam-jam di kampus sesuai dengan penjadwalan kuliah tanpadisertai dengan aktifitas fisik harian yang cukup. Obesitas merupakan tanda terjadinya risikosindrom metabolik, terdapat 5 kriteria risiko terhadap sindrom metabolik penelitian ini hanyadiambil 3 kriteria diantaranya tekanan darah sistole lebih 130 mmHg, Lingkar perut laki-laki=90 cm dan pada wanita = 80 cm, gula darah 100 mg/dl. Tujuan dari penelitian ini adalah 1).Mengetahui hubungan antara gaya hidup dan risiko Sindrom Metabolik. 2). Mengetahuihubungan antara tingkat kebugaran dan risiko Sindrom Metabolik. 3). Mengetahui hubunganantara gaya hidup dan tingkat kebugaran terhadap risiko terjadinya Sindrom MetabolikMetode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi korelasional denganpendekatan kuantitatif, Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Random Samplingdan cross sectional, Jumlah sampel 54 orang dilakukan selama 1 minggu. Untuk mengetahuigaya hidup menghitung Tscore dari dua variabel yaitu aktifitas fisik dalam keseharian denganIndeks Aktifitas, dan Jumlah kalori makanan rata-rata perminggu dengan Recall Food 24 Hour,tingkat kebugaran dengan Test Multi Stage mengetahui VO2 Max. Risiko sindrom metabolikdengan menghitung Tscore dari 3 varibel yaitu: mengukur tekanan darah sistole denganspignomanometer, lingkar perut dengan mid line, gula darah puasa dengan alat digital “EasyTouch”. Teknik analisis data dengan Korelasi ganda taraf signifikansi a = 0,05Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan pengujian statistik didapatkanhasil Nilai korelasi gaya hidup dan risiko sindrom metabolik pada laki-laki nilai korelasi sebesar0,337 dengan nilai p sebesar 0,202, sedangkan pada perempuan diperoleh nilai korelasi sebesar0,097 dengan nilai p sebesar 0,563, tidak ada hubungan antara gaya hidup dan risiko sindrommetabolik pada laki-laki dan perempuan bertanda positif. Nilai korelasi tingkat kebugaranjasmani dan risiko sindrom metabolik pada laki-laki sebesar -0.410 dengan nilai p sebesar0,115., sedangkan pada perempuan diperoleh nilai korelasi sebesar -0.138 dengan nilai p sebesar0,407, tidak ada hubungan antara tingkat kebugaran jasmani dengan risiko sindrom metabolikbertanda negatif. hubungan secara bersama gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani Padalaki-laki diperoleh nilai R change sebesar 0.401 dengan nilai probabilitas (sig. f-change) =0.036, terdapat Hubungan secara bersama gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani dengansindrom metabolik, pada perempuan diperoleh nilai R change sebesar 0.025 dengan nilaiprobabilitas (sig. f-change) = 0.641, maka tidak terdapat hubungan secara bersamaantara gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani dan risiko sindrom metabolik.Kesimpulan adalah tidak Ada hubungan gaya hidup dan risiko sindrom metaboliklaki-laki dan Perempuan, gaya hidup memberikan hasil kontibusi tanda positif, semakintinggi gaya hidup maka seseorang berisiko sindrom metabolik, sebaliknya semakinrendah gaya hidup maka seseorang tidak berrisiko sindrom metabolik, tidak adahubungan tingkat kebugaran jasmani dan risiko sindrom metabolik laki-laki danperempuan, tingkat kebugaran jasmani memberikan kontribusi tanda negatif berartisemakin baik tingkat kebugaran jasmani maka seseorang tidak berisiko sindrommetabolik, sebaliknya jika tingkat kebugaran jasmani menurun maka risiko sindrommetabolik semakin besar, adanya hubungan secara bersama gaya hidup dan tingkatkebugaran terhadap risiko sindrom metabolik pada laki-laki, diperoleh nilai korelasisebesar 0.633 dengan tingkat keeratan kategori kuat. Koefisien kontribusi secarasimultan gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani laki-laki sebesar 0.401 (40,1%)sisanya 59.9% dipengaruhi oleh variabel lain, pada perempuan nilai korelasi sebesar0.158 dengan tingkat keeratan kategori sangat lemah. Koefisien kontribusi secarasimultan gaya hidup dan tingkat kebugaran jasmani sebesar 0.025 (2.5%) sisanya 97.5%dipengaruhi oleh variabel lain.Kata Kunci: Gaya Hidup, Tingkat Kebugaran Jasmani, Risiko Sindrom Metabolik