ABSTRAKLatar Belakang : Data di NIOSH menyebutkan 26% pekerja sering dan sangatsering dibuat stres oleh pekerjaannya. Prevalensi distres psikologik pendudukIndonesia adalah 11% dan di Jawa Tengah 4,7%. Dari hasil survei awal padabagian sewing CV. X Sukoharjo didapatkan informasi bahwa 40% pekerjamengeluhkan pusing, lelah, lesu, panik ketika bekerja. Keadaan tersebutmerupakan gejala terjadinya stres kerja. Metode : Penelitian ini adalah penelitian experiment research dengan metodecomparative study (study perbandingan). Sampel diambil dengan menggunakanteknik simple random sampling dan didapatkan 50 sampel dari 173 populasi.Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner stres kerja danproduktivitas kerja yang diberikan kepada responden setelah perlakuan pemberianmusik. Sebagai media pemutar musik, digunakan speaker. Analisa datamenggunakan uji statistik Friedmann. Hasil :Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan jenis musik pengiringkerja terhadap stres kerja pekerja bagian sewing CV. X Sukoharjo p = 0,000.Terdapat perbedaan jenis musik pengiring kerja terhadap produktivitas kerjapekerja bagian sewing CV. X Sukoharjo p = 0,000. Jenis musik pengiring kerjayang menghasilkan presentase responden paling tinggi mengalami stres kerja padapekerja bagian sewing di CV. X Sukoharjo adalah musik jenis pop denganpresentase sebesar 58% dari total 50 responden. Jenis musik pengiring kerja yangmenghasilkan presentase responden paling tinggi mengalami penurunanproduktivitas kerja pada pekerja bagian sewing di CV. X Sukoharjo adalah musikjenis pop dengan presentase sebesar 6% dari total 50 respondenSimpulan : Terdapat perbedaan jenis musik pengiring kerja terhadap stres kerjadan produktivitas kerja pekerja bagian sewing CV. X Sukoharjo. Untukperusahaan sebaiknya melanjutkan pemberian musik pengiring kerja yang dapatmengurangi stres kerja dan meningkatkan produktivitas yaitu pemberian musikjenis campursari.Kata Kunci : Jenis Musik Pengiring Kerja, Stres Kerja, Produktivitas Kerja