Penulis Utama : Tri Agustina
NIM / NIP : S531408012
×

Pendahuluan: Gangguan gizi yang sering muncul pada remaja putri adalah status gizi lebih dan anemia. Remaja putri berisiko tinggi terjadi gangguan gizi tersebut karena terjadi peningkatan kebutuhan zat gizi, pembatasan pola konsumsi dan penyimpangan pola konsumsi. Asupan protein yang tinggi akan diubah menjadi lemak dan disimpan menjadi jaringan adiposa. Pada status gizi lebih, inflamasi kronik terjadi di jaringan lemak dan terjadi peningkatan sekresi sitokin proinflamasi seperti interleukin 6 (IL-6) misalnya.   Kadar   IL-6   yang   tinggi   meningkatkan   kadar   hepsidin,   yang   dapat menurunkan kadar besi (Fe) dalam sirkulasi.
Tujuan: Menganalisis hubungan antara asupan protein dan kadar IL-6 dengan kadar hemoglobin (Hb) pada remaja putri status gizi lebih.
Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan multistage random sampling. Data asupan   protein   menggunakan   metode   food   recall   24   jam   dan   SQ-FFQ   (semi quantitative-food frequency questionare). Kadar IL-6 diukur dengan pemeriksaan ELISA. Kadar Hb diukur dengan metode cyanmethaemoglobin. Data dianalisis dengan uji korelasi Pearson dan atau Spearman.
Hasil penelitian: Sebanyak 90 remaja putri status gizi lebih dari 5 SMAN/SMK di
Kabupaten  Boyolali  yang  memenuhi  kriteria  sebagai  subjek  penelitian.  Kadar  Hb
<12mg/dl ditemukan pada 55,55% remaja putri, sedangkan 87,77% remaja putri termasuk kategori obesitas. Sebanyak 56,66% remaja putri memiliki asupan protein kategori baik, sedangkan asupan zat gizi lain dalam kategori kurang ditemukan pada 75-
85% remaja putri. Remaja putri dengan obesitas memiliki kadar IL-6 lebih tinggi dibandingkan remaja putri dengan overweight. Ada hubungan yang bermakna antara asupan protein yang berlebih atau rendah dengan kadar Hb pada remaja putri status gizi lebih (r= -0,475 p=0,034 dan r= 0,240 p=0,034). Ada hubungan antara kadar IL-6 dengan kadar hemoglobin pada remaja status gizi lebih tetapi tidak bermakna (r= 0,332 p= 0,131).
Kesimpulan: Asupan protein berhubungan secara bermakna dengan kadar Hb pada remaja putri status gizi lebih. Kadar IL-6 berhubungan dengan kadar Hb pada remaja putri status gizi lebih tetapi tidak bermakna. Penelitian selanjutnya diharapkan untuk menganalisis hubungan status gizi lebih pada remaja putri dengan kejadian anemia, seperti kadar hepsidin, globin dan feritin.

Introduction:  malnutrition and anemia commonly occur in female adolescents because female adolescents have high susceptbility toward the nutrient problems since their need of nutrition is increasing, their consuming pattern is limited or even diverged. High protein intake will be transformed into fat and stored as adipose tissue. In overnutrition adolescents, there is chronic inflamation happens in fat tissue and also increasing proinflamation sitokin secretion such as interleukin-6 (IL-6). High IL-6 level increases hepsidin level and  decreases iron (Fe) level in  circulation. Objective of study: the research is conducted to analyze the corelation of protein intake and IL-6 level with haemoglobin level in overnutrition female adolescents. Method of research: the research used analytical observational with cross sectional approach in which the sample is taken through multistage random sampling procedure. Data of protein intake is taken through
24 hours food recall and SQ-FFQ (semi quantitative-food frequency questionare). Level of IL-6 is obtained through ELISA test while Hb level is obtained thorugh cyanmethaemoglobin method. The data of research are analyzed through Pearson and or Spearman corelation test. Result of research: 90 female adolescents   in overnutrition state in 5 high schools/vocational schools in Boyolali are qualified as subjects of research. Hb levels <12mg/dl are found in 55,55% of female adolescents, while 87,77% of them are considered in obesity state. 56,66% of female adolescents have good protein intake, while 75-85% of them lack in other nutritions. Female adolescents with obesity have higher level of IL-6 compared to them who are overweight. Result of the research: there is no corelation between protein intake and IL-6 level toward Hb level (p=0,132) and (p= 0,607). Conclusion: there is no corelation between protein intake, IL-6 level and Hb level in overnutrition female adolescents. It is suggested for other researcher to analyze corelation between overnutrition state in female adolescents and anemia symptomps such as hepsidin, globin, and feritin level.

×
Penulis Utama : Tri Agustina
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : S531408012
Tahun : 2016
Judul : Hubungan asupan protein dan kadar interleukin-6 dengan kadar hemoglobin pada remaja putri status gizi lebih
Edisi :
Imprint : Surakarta - Pascasarjana - 2016
Program Studi : S-2 Ilmu Gizi
Kolasi :
Sumber : UNS-Pascasarjana Prodi Ilmu Gizi-S531408012-2016
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Tesis
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dono Indarto., dr., M. Biotcch. St. Ph. D
2. Dr. Sugiarto, dr., Sp.PD., KEMD., FINASIM
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.