ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menemukan bukti empirismengenai pengaruh faktor-faktor kecurangan menurut fraud diamond, yaitupressure, opportunity, rationalization dan capability dalam kecurangan pelaporankeuangan (fraudulent financial reporting) pada sektor publik. Opini laporankeuangan pemerintah kabupaten/kota di Indonesia digunakan sebagai proksi untukmengindikasikan fraudulent financial reporting.Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pemerintahkabupaten/kota di Indonesia. Total sampel penelitian ini adalah 437 pemerintahkabupaten/kota yang diperoleh melalui metode convenience sampling. Penelitianini menggunakan data sekunder yang diambil dari LHP BPK tahun 2014 dan 2015dan IHPS I tahun 2015 BPK. Untuk menganalisis data, penelitian inimenggunakan analisis regresi logistik (logistic regression analysis) dengan alatbantu perangkat lunak SPSS 20.0.Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor tekanan (pressure):financial target yang diproksikan dengan persentase penyerapan anggaranberpengaruh negatif terhadap kecurangan pelaporan keuangan (fraudulentfinancial reporting); Faktor kesempatan (Opportunity): transaksi pihakistimewa/related party transactions yang diproksikan dengan pendapatan transferdari pemerintah pusat, dan kelemahan pengendalian internal (internal controlweakness) yang diproksikan dengan temuan SPI LHP BPK berpengaruh positifterhadap kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting); Faktorcapability yang diproksikan dengan pergantian kepala daerah berpengaruh positifterhadap kecurangan pelaporan keuangan (fraudulent financial reporting).Sedangkan faktor tekanan (pressure): tekanan eksternal yang diproksikan denganrasio kemampuan pemerintah daerah dalam memenuhi kewajiban (leverage) danfaktor rationalization yang diproksikan dengan opini selain WTP tahunsebelumnya tidak berpengaruh terhadap kecurangan pelaporan keuangan(fraudulent financial reporting).Kata kunci : fraudulent financial reporting, fraud diamond, opini audit, leverage,persentase penyerapan anggaran, pendapatan transfer, kelemahanpengendalian internal, opini tahun sebelumnya, dan pergantiankepala daerah.