×
Candida sp. merupakan penyebab infeksi onikomikosis terbanyak termasuk Candida albicans yang menyebabkan kandidiasis. Penggunaan antifungi sintetik dapat menimbulkan efek samping yang serius sehingga masyarakat mulai beralih mencari obat-obatan alami yang dipercayai memiliki efek samping yang lebih kecil. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya aktivitas antifungi dan perbedaannya pada ekstrak etanol bunga sepatu, waru, dan sepatu kuncup serta perbedaan aktivitasnya pada perbedaan konsentrasi masing-masing ekstrak terhadap Candida albicans. Penelitian dilakukan dengan metode difusi sumuran dengan melakukan pengukuran diameter daerah hambat (DDH) yang terbentuk oleh konsentrasi 20%, 40%, 60%, dan 80% ekstrak bunga sepatu, waru, sepatu kuncup, dan kontrol positif nistatin terhadap pertumbuhan Candida albicans. Data DDH dianalisa menggunakan One Way ANOVA. Ekstrak etanol bunga sepatu, waru, dan sepatu kuncup membentuk diameter hambat, kategori sedang untuk bunga sepatu dan bunga waru, kategori lemah untuk sepatu kuncup dengan DDH maksimal masing-masing ekstrak secara urut 7,21±0,29 mm pada konsentrasi 20%; 9,09±0,67 mm pada konsentrasi 20%; 4,87±0,66 mm pada konsentrasi 80%, sementara DDH nistatin 2,27% 4,53±0,62 mm. Hasil analisis statistik aktivitas antifungi pada perbedaan ekstrak menunjukkan hasil nilai Sig.< 0,050 yang menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan, pada perbedaan konsentrasi analisis statistik menunjukkan perbedaan yang signifikan pada ekstrak etanol bunga sepatu dan sepatu kuncup. Kata Kunci : Candida albicans, DDH, difusi sumuran, nistatin.