Latar Belakang: Permasalahan yang ditemui di Kabupaten Klaten diantaranyaangka unmeet need yang masih tinggi yaitu sebesar 18,13%, angka drop outpeserta KB aktif sebesar 29.264 peserta, dan terjadi penurunan jumlah pesertaaktif sebanyak 5.705 peserta. Tingginya angka kejadian drop out peserta KB,seharusnya dapat dicegah apabila peserta memahami profil alat kontrasepsi yangdipakai dengan baik melalui konseling dengan menggunakan ABPK. Tujuanpenelitian ini menganalisis pelaksanaan konseling dengan menggunakan ABPKdalam pelayanan keluarga berencana di Kabupaten Klaten.Subjek dan Metode: Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, observasi dan kajiandokumen. Informan utama penelitian ini 6 bidan pelaksana. Informan triangulasipenelitian ini adalah 8 orang peserta KB, kepala seksi pengendalian dan KBkantor PP dan KB Kabupaten Klaten, Kepala seksi KIA KB DKK Klaten.Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ukuran dasar kebijakan sudah adadalam bentuk modul pelatihan dan lembar balik ABPK. Tujuan kebijakan dalamprogram konseling dengan menggunakan ABPK sudah tepat yaitu untukmenurunkan angka kejadian drop out dan meningkatkan cakupan peserta KB.Sumber daya dalam program konseling dengan menggunakan ABPK masihkurang, masih belum merata pendistribusian ABPK. Komunikasi dalam programkonseling dengan menggunakan ABPK sudah efektif. Karakteristik badanpelaksana pada pelaksanaan program konseling dengan menggunakan ABPKdalam hal persiapan tidak ada yang bersifat khusus. Dalam tahap pelaksanaan,bidan masih kurang optimal dalam menggunakan ABPK sebagai alat bantu sertadalam penggunaan teknik SATU TUJU selama konseling KB. Disposisiimplementor/ sikap pelaksana dalam pelaksanaan program konseling denganmenggunakan ABPK positif, pelaksanaan program sudah sesuai dengan ketentuanyang ada namun kurang optimal, akan tetapi bidan yakin bahwa programkonseling dengan menggunakan ABPK dalam pelayanan KB bila dijalankandengan baik dapat menurunkan angka kejadian drop out peserta KB danmeningkatkan cakupan peserta KB.Kesimpulan : Kinerja program konseling dengan menggunakan alat bantupenambilan keputusan (ABPK di Kabupaten Klaten masih belum optimal, biladitinjau dari ukuran dasar dan tujuan kebijakan, sumber daya kebijakan,komunikasi antar organisasi, karakteritik badan pelaksana dan disposisiimplementor.Kata Kunci: Program konseling, ABPK, KB