Penulis Utama : Salma Nadia Fauziyah
NIM / NIP : G0012202
×

Pendahuluan: Kematian neonatus salah satunya disebabkan oleh kejadian bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) yang prevalensinya cukup tinggi di Indonesia termasuk Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Sebanyak 8,57% balita memiliki status gizi kurang dan 0,94% buruk tercatat di Kabupaten Bandung, termasuk Kecamatan Pangalengan. Bayi yang lahir dengan BBLR memiliki resiko untuk mengalami status gizi kurang di kemudian hari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan status gizi antara balita dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan berat badan lahir cukup (BBLC) di Kecamatan Pangalengan, Bandung, Jawa Barat.

Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan case control yang dilakukan di Posyandu dalam wilayah kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pangalengan, Bandung, Jawa Barat pada November 2015-Februari 2016. Pada penelitian ini 28 balita diikutsertakan untuk masing-masing kelompok kejadian kontrol (BBLC) dan kasus (BBLR) yang dikelompokkan berdasarkan catatan kelahiran. Sampel diperoleh dari Posyandu dalam wilayah kerja UPTD Pangalengan menggunakan teknik fixed exposure sampling dan dilanjutkan dengan pair matching. Variabel bebas penelitian ini adalah berat badan lahir, sedangkan status gizi diukur dengan indeks antropometri (BB/U, TB/U, BB/TB) sebagai variabel terikat. Hubungan antara berat badan lahir dengan status gizi dianalisis dengan uji t tidak berpasangan serta uji chi-square untuk analisis resiko.

Hasil: Hasil analisis menunjukkan perbedaan angka signifikansi masing-masing kelompok indeks status gizi. Nilai signifikansi bermakna diperoleh pada indeks BB/U, yaitu 0,003. Sedangkan untuk indeks status gizi BB/TB adalah 0,084 dan untuk indeks TB/U 0,070. Hasil tersebut menunjukkan terdapat hubungan antara status gizi BB/U dengan kejadian berat badan lahir. Uji lanjutan analisis chi-square diperoleh nilai p untuk indikator BB/U adalah 0,009. Sementara itu, nilai p untuk indikator lainnya adalah 1,0 untuk BB/TB dan 0,26 untuk TB/U.

Simpulan: Secara statistik dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan indikator BB/U, terdapat perbedaan status gizi antara balita dengan BBLR dan BBLC. Bayi dengan BBLR 5,2 kali lebih cenderung mengalami gizi kurang berdasarkan indeks BB/U dibandingkan bayi BBLC.

Kata kunci: BBLR, BBLC, status gizi, bayi, balita

×
Penulis Utama : Salma Nadia Fauziyah
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : G0012202
Tahun : 2016
Judul : Perbedaan Status Gizi Antara Balita dengan Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) dan Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) di Kecamatan Pangalengan
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Kedokteran - 2016
Program Studi : S-1 Pendidikan Dokter
Kolasi :
Sumber : UNS-F.Kedokteran Jur.Psikologi-G.0012202-2016
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Widardo, Drs., M.Sc.
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. Kedokteran
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.