×
Menghadapi berbagai tugas perkembangan yang sangat kompleks pada individu dewasa awal tidak jarang akan menimbulkan tekanan. Peran dan tanggung jawab yang sulit dan berat sebagai individu dewasa awal membuat individu dewasa awal menjadi tidak realistik dan bahkan mengalami kegagalan dalam melaksanakan perannya. Hal tersebut berdampak pada munculnya frustrasi, keputusasaan, ketidakberdayaan, kegagagalan, dan kehilangan harapan serta akhirnya melakukan bunuh diri. Spiritualitas sebagai bagian terdalam dan esensial dari diri individu memiliki peran penting yang berhubungan dengan emosi atau perilaku. Sebagai makhluk sosial dan beragama, kekosongan akan spiritual akan menimbulkan permasalahan psikososial didalam kehidupan yang pada akhirnya akan membuat individu melakukan bunuh diri sebagai jalan pintas untuk menyelesaikan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara spiritualitas dengan kecenderungan bunuh diri pada orang dewasa awal di Kabupaten Gunugkidul. Sampel penelitian ini diperoleh dengan menggunakan teknik purposive incidental sampling yang meliputi orang dewasa awal di kabupaten Gunung Kidul dengan jumlah responden 125 orang (laki-laki = 39, perempuan = 86) yang berusia 18-40 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa skala spiritualitas dan skala kecenderungan bunuh diri. Hasil Reliabilitas skala kecenderungan bunuh diri adalah 0,746 dan hasil reliabilitas untuk skala spiritualitas 0,744. Hal ini menunjukkan bahwa skala kecenderungan bunuh diri dan skala spiritualitas memenuhi syarat keandalan alat ukur sehingga mampu digunakan sebagai alat ukur penelitian. Analisis data penelitian menggunakan uji regresi linier sederhana pada SPSS 22.0 for windows. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara spiritualitas dengan kecenderungan bunuh diri. Dengan hasil signifikansi p-value 0.173 (p>0.05) dan nilai T.hitung sebesar 1.372 dengan nilai T.tabel pada taraf signifikansi 0.05 sebesar 1.660. Nilai T.hitung