×
Latar Belakang: Peningkatan nyeri persalinan dihubungkan dengan kecemasan berlebihan karena tegangan otot meningkat sehingga menyebabkan efektivitas kontraksi uterus berkurang, bahkan memperpanjang proses persalinan kala dua dan berpengaruh pada kondisi bayi. Aromaterapi digunakan untuk mengurangi nyeri persalinan, memperpendek kala II dan memperbaiki fetal outcome.
Metode: Penelitian quasy-experiment dengan pretest-posttest with control group design pada 30 ibu bersalin primipara/multipara 20-35 tahun di Bidan Praktik Mandiri (BPM) Siyamtiningsih Karanganyar yang diberikan asuhan kebidanan sesuai standar dengan deep breathing, dibagi menjadi tiga kelompok: aromaterapi lavender, jasmine, dan tanpa aromaterapi. Instrumen pengumpulan data menggunakan Verbal Descriptor Scale (VDS) dan partograf. Analisis data menggunakan Wilcoxon dan Kruskal Wallis.
Hasil: Uji Wilcoxon nyeri pretest dan posttest menunjukkan perbedaan signifikan pada kelompok aromaterapi lavender, jasmine, dan tanpa aromaterapi berturut-turut memiliki p-value 0.004, 0.004, dan 0.013. Uji Kruskal Wallis nyeri posttest, lama persalinan kala II dan fetal outcome berturut-turut memiliki p-value 0.565, 0.719, dan 0.309 sehingga tidak ada perbedaan signifikan.
Simpulan: Aromaterapi lavender, jasmine, dan tanpa aromaterapi memiliki efektivitas yang sama terhadap nyeri kala I fase aktif, lama kala II, dan fetal outcome.
Kata Kunci: lavender, jasmine, nyeri, lama kala II, fetal outcome.