×
Pakan adalah bahan terpenting dalam usaha peternakan, untuk mendapatkan hasil ternak yang optimal, para peternak harus memberikan pakan yang berkualitas. Salah satu pakan ternak yang sering digunakan para peternak adalah limbah padat tapioka (onggok) karena ketersediaanya sangat melimpah di Indonesia. Para peternak biasanya memberikan onggok secara langsung tanpa diolah terlebih dahulu. Onggok yang belum diolah memiliki kadar protein yang masih rendah, oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan onggok terlebih dahulu supaya kadar protein bisa lebih tinggi. Salah satu cara untuk menaikkan kadar protein adalah dengan fermentasi. Tujuan penelitian ini antara lain memanfaatkan limbah padat tapioka (onggok) menjadi pakan ternak yang memiliki kadar protein yang lebih tinggi dan menghasilkan hasil samping glukosa cair dengan menggunakan Aspergillus niger.
Starter A. niger dibiakkan dengan media PDA (potato dextrose agar). Fermentasi onggok dilakuan dengan menyiapkan bahan baku onggok. Onggok dibasahi dengan air dan larutan mineral kemudian disterilisasi dengan cara dikukus kurang lebih selama 1 jam. Onggok yang sudah steril dimasukkan ke dalam box dan ditambahkan starter A. niger. Proses fermentasi onggok dilakukan selama 6 hari.
Onggok yang belum terfermentasi memiliki kandungan nutrisi yaitu protein kasar 1,17 %. Onggok yang sudah terfermentasi dengan perlakuan 3 (3 tabung biakan) dan waktu fermentasi 6 hari memiliki kadar protein optimum yaitu 28,97 %. Hasil samping glukosa cair sebanyak 10 mL dengan konsentrasi 6 %.
Formulasi pakan ternak jenis ruminansia yang dibuat dari bahan baku onggok terfermentasi 40 %, dedak padi 25 % dan jerami padi 35 % memiliki perkiraan nilai gizi protein kasar 15,75 % dan serat kasar 18,88 %.