×
Volume lalulintas Kab. Sukoharjo mengalami peningkatan setiap tahunnya yang
diakibatkan bertambahnya jumlah kepemilikan kendaraan. Kemacetan pada
simpang Tugu Bendo merupakan salah satu dampak dari pertumbuhan lalulintas
yang cukup tinggi dan belum berfungsinya sistem lalulintas secara baik. Dengan
memperhatikan kondisi geometri jalan, volume arus lalulintas, hambatan samping
dan lingkungan simpang yang merupakan daerah komersil, maka dicoba untuk
mengatasi dengan manajemen simpang dengan menggunakan manajemen
simpang tak bersinyal dan simpang bersinyal.
Cara penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan survey di lapangan
untuk mendapatkan data primer maupun data sekunder yang kemudian akan
diolah dengan menggunakan acuan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
1997 dan program Microsoft Excel 2007 untuk mengolah data lalulintas. Untuk
simpang tak bersinyal dipakai USIG-1 dan USIG-2, sedangkan simpang bersinyal
menggunakan KAJI (MKJI 1997).
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa simpang Tugu Bendo memiliki nilai
Derajat Kejenuhan (DS) = 1,52 sesuai dengan perhitungan simpang tak bersinyal
yang disarankan oleh MKJI 1997. Oleh karena itu kemudian dilakukan alternatif
dengan penggunaan lampu lalulintas menghasilkan nilai derajat kejenuhan sebesar
0,81, sehingga pemasangan lampu lalulintas merupakan alternatif terbaik dalam
memecahkan masalah kemacetan pada simpang Tugu Bendo.
Kata-kata kunci : Simpang tak bersinyal, Simpang bersinyal, MKJI 1997.