ABSTRAK Kasus kekerasan seksual di JIS mencuat ke media pada April lalu, setelahsalah satu orang tua siswa melapor ke polisi bahwa anaknya diperkosa beramairamaidi toilet sekolah. Aksi itu terjadi pukul 10.00-11.00 yang dekat denganwaktu murid JIS beristirahat. Diduga, karena kurangnya pengawasan terhadapmurid yang ke toilet, tersangka jadi leluasa beraksi. Korban diancam sehinggatidak berani melawan dan tidak bercerita soal itu. Pemeriksaan anuskopimengkonfirmasi pengakuan anak tersebut. Dari penyelidikan, terungkap tersangkabernama Agun Iskandar (24), Zainal Abidin (28), Syahrial (28), Virgiawan Aminalias Awan (20), Afriska Setiani (24), dan Azwar (27). Tempo menjadikan kasusini sebagai laporan utama pada edisi 5-11 Mei 2104 yang dibagi menjadi duaberita. “Dalam Intaian Para Pemangsa” berkutat pada usaha-usaha yang ditempuhkorban dan keluarga, sementara berita kedua yang berjudul “Tak PercayaMelakukan Itu” banyak menampilkan kehidupan dan latar belakang pelaku yangdibawakan dari sudut pandang tetangga dan anggota keluarga mereka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat cara majalah Tempo memposisikanaktor sosial dalam laporan utama “Di Balik Tragedi JIS”, siapa pihak yangdiposisikan sebagai penafsir untuk memaknai peristiwa, dan apa akibatnyaterhadap peristiwa kekerasan seksual yang terjadi di Jakarta International School.Model analisis wacana Theo van Leeuwen digunakan untuk mendeteksi danmeneliti bagaimana suatu kelompok atau aktor sosial ditampilkan posisinya didalam suatu media dan bagaimana suatu kelompok yang tidak punya aksesmenjadi pihak yang secara terus menerus dimarjinalkan. Melalui analisis wacana, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalamberita “Dalam Intaian Para Pemangsa” majalah Tempo menggambarkan kondisikorban yang dieksploitasi tersangka dan dipersulit oleh polisi. Sedangkan pada“Tak Percaya Melakukan Itu”, majalah Tempo menggambarkan kehidupankeenam tersangka di masyarakat dan keluarga, keadaan ekonomi, dan orientasiseksual mereka lewat pendapat keluarga dan tetangga mereka.Kata Kunci: berita, laporan utama, Theo van Leeuwen, analisis wacana, JIS,kekerasan seksual anak, aktor sosial
