Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) perencanaan penilaian pembelajaran yang dilakukan guru sejarah berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Sukoharjo; (2) pelaksanaan penilaian pembelajaran yang dilakukan guru sejarah berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Sukoharjo; (3) hambatan yang dihadapi guru sejarah dalam melakukan penilaian pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Sukoharjo; (4) solusi untuk mengatasi hambatan yang dialami guru sejarah dalam melakukan penilaian pembelajaran berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Sukoharjo.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Validitas data dilakukan melalui triangulasi metode dan triangulasi sumber. Teknik analisis yang digunakan adalah model analisis interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) perencanaan penilaian pembelajaran sejarah di SMA Negeri 2 Sukoharjo telah sesuai dengan acuan penilaian dalam kurikulum 2013 yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015. Guru sejarah telah membuat rancangan atau jadwal pelaksanaan penilaian ranah pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) pada awal semester. Sementara untuk perencanaan penilaian sikap, guru hanya menggunakan instrumen-instrumen yang disiapkan oleh pihak sekolah; (2) pelaksanaan penilaian pembelajaran sejarah berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Sukoharjo secara umum telah sesuai dengan acuan penilaian dalam kurikulum 2013 yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015. Pelaksanaan penilaian pada aspek sikap, pengetahuan, dan ketrampilan menunjukkan guru sejarah telah mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai metode dan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan implementasi kurikulum 2013; (3) hambatan dalam penilaian pembelajaran sejarah berdasarkan kurikulum 2013 di SMA Negeri 2 Sukoharjo, antara lain: kesulitan guru dalam menilai sikap siswa, kurangnya waktu yang dimiliki guru untuk melakukan penilaian berdasarkan kurikulum 2013, jumlah siswa perkelas yang terlalu banyak membuat guru kesulitan untuk menilai siswa secara mendalam, khususnya menilai sikap siswa; (4) Solusi dalam mengatasi hambatan kendala tersebut antara lain: Memperbanyak penilaian sikap siswa, mulai dari hal kecil; Melakukan presensi di awal pembelajaran; Tidak menilai semua indikator dalam satu hari, yang terpenting dalam satu semester semua indikator penilaian telah dapat dinilai; Pihak sekolah menyediakan aplikasi sederhana untuk memudahkan guru dalam menghitung nilai akhir.
Kata kunci : penilaian, pembelajaran sejarah, kurikulum 2013