Penelitian ini membahas tentang analisis terjemahan turn yangmengakomodasi terjadinya flouting maksim prinsip kerjasama (PK) dalam novelThe Cairo Affair (TCA). Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: (1) mengidentifikasi jenis floutingmaksim PK yang terjadi dalam ujaran teks sumber maupun teks sasaran danmenjelaskan makna implikatur pada novel TCA; (2) mendeskripsikan teknikpenerjemahan dari turn yang mengakomodasi flouting maksim PK; dan (3)mengetahui hubungan dari teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan,yang meliputi keakuratan dan keberterimaanPenelitian ini merupakan penelitan kualitatif yang bersifat deskriptif induktif.Sumber data penelitian ini berasal dari novel TCA; dan informan untuk menilaikualitas terjemahan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengancara pengkajian dokumen, kuisioner dan Focus Group Discussion (FGD).Jenis flouting maksim PK dibagi menjadi dua menurut jumlahnya, yaitutunggal dan ganda, dan mayoritas didominasi oleh flouting maksim tunggal, yaituflouting maksim relasi pada domain –P –D. Terdapat 12 teknik penerjemahanyang digunakan penerjemah untuk menerjemahkan turn yang mengakomodasiflouting maksim PK, yaitu teknik kesepdanan lazim, variasi, peminjaman (murnidan naturalisasi), amplifikai (penambahan dan eksplisitasi), reduksi, kalke,harfiah, transposisi, modulasi, kreasi diskursif, generalisasi, dan adaptasi. Kualitasterjemahan dinilai dari dua aspek yaitu keakuratan dan keberterimaan. Daritemuan teknik tersebut dapat dihasilkan terjemahan turn yang akurat danberterima. Keberterimaan dalam penelitian ini selain dipengaruhi oleh pemilihankata, dipengaruhi juga oleh domain hubungan antara peserta tutur. Tingkatkeberterimaan yang kurang di karenakan penerapan teknik variasi pada domain+P +D. Pemilihan kata yang tidak tepat juga berpengaruh besar terhadapkeberterimaan pada domain +P –D. Data pada domain +P –D menunjukkanbahwa penutur yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari mitra tuturnya,seharusnya memakai bahasa yang informal bukan formal.Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa teknikkesepadanan lazim memiliki dampak yang positif terhadap kualitas terjemahandilihat dari aspek keakuratan pesan dan keberterimaan. Sedangkan, teknik harfiah dan kreasi diskursif menghasilkan kualitas terjemahan yang kurang akurat dankurang berterima. Teknik penerjemahan yang digunakan tidak menimbulkanpergeseran daya pragmatis dalam terjemahannya, namun memiliki pengaruhterhadap keakuratan pesannya.Kata kunci: flouting maksim PK, hubungan antara peserta tutur, teknikpenerjemahan, kualitas terjemahan.