ABSTRAKLatar Belakang: Jumlah kasus baru tuberkulosis di dunia tahun 2014 sebanyak 9,6 juta danhanya 6 juta temuan kasus yang dilaporkan. Upaya untuk meningkatkan angka temuan kasustuberkulosis melalui kerjasama petugas kesehatan dan masyarakat. Kader adalah masyarakatyang telah dilatih dan sukarela melakukan tugas dalam pengendalian kasus tuberkulosis.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pendidikan dan konstruk health beliefmodel dengan kinerja kader pada pengendalian kasus tuberkulosis.Subjek dan Metode: Desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan crosssectional. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2016. Sampel dipilih secara randomdengan subjek penelitian 90 kader. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner.Analisis data menggunakan path analysisHasil: Ada hubungan tidak langsung antara pendidikan dengan kinerja kader padapengendalian kasus tuberkulosis melalui persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsimanfaat, persepsi hambatan dan efikasi diri. Ada hubungan positif langsung antara persepsikerentanan dengan kinerja kader pada pengendalian kasus tuberkulosis (b=3.35; CI 95%=1.43-5.27; p=0.001). Ada hubungan positif langsung antara persepsi keseriusan (b=2.21; CI95%= 0.43-3.9; p=0.015), persepsi manfaat (b=2.11; CI 95%=0.42-3.80; p=0.014), efikasidiri (b=2.04; CI 95%=-0.01-4.09; p=0.051), dorongan bertindak (b=1.64; CI 95%=0.06-3.22;p=0.042) dengan kinerja kader pada pengendalian kasus tuberkulosis. Ada hubungan negatiflangsung antara persepsi hambatan dengan kinerja kader pada pengendalian kasustuberkulosis (b=-4.54; CI 95%=-7.56-(-1.52); p=0.003).Kesimpulan: Ada hubungan tidak langsung antara pendidikan dengan kinerja kader padapengendalian kasus tuberkulosis melalui persepsi kerentanan, persepsi keseriusan, persepsimanfaat, persepsi hambatan dan efikasi diri. Ada hubungan langsung antara konstruk healthbelief model dengan kinerja kader pada pengendalian kasus tuberkulosis.Kata Kunci: Path analysis, pendidikan, health belief model, kinerja kader, tuberkulosis