×
Peningkatan jumlah kendaraan yang lebih besar dibandingkan dengan badan jalan yang tersedia, dapat berdampak pada kemacetan lalu lintas baik di simpang ataupun di ruas jalan. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengendalian dan pengaturan pada persimpangan adalah dengan menggunakan marka Yellow Box Junction (YBJ). Marka ini berfungsi sebagai area tanpa kendaraan, apabila terjadi kepadatan lalu lintas di persimpangan, pengguna kendaraan yang masih di luar marka tersebut harus berhenti dan menunggu hingga kemacetan terurai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian, efektifitas dan pemahaman masyarakat tentang marka YBJ.
Tujuh belas simpang ber- YBJ diteliti kesesuaian bentuk dan ukurannya berdasarkan standar yang berlaku. Sedangkan efektifitas dari marka YBJ hanya dilakukan pada Simpang Tiga Balong Kota Surakarta. Parameter penelitian yang digunakan untuk mengetahui kinerja simpang adalah tundaan kendaraan. Analisis tundaan menggunakan 2 kondisi dengan adanya pengaturan dan tidak adanya pengaturan. Kondisi dengan adanya pengaturan menggambarkan berfungsinya marka YBJ dan pada kondisi tidak adanya pengaturan menggambarkan tidak berfungsinya marka YBJ. Survei wawancara kuisoner dilakukan untuk mengetahui pemahaman masyarakat akan fungsi dari marka YBJ. Hasil penelitian kesesuaian bentuk dan ukuran marka YBJ pada Simpang Tiga di Kota Surakarta, Simpang Empat Giri Mulyo dan Simpang Lima Komplang tidak sesuai dengan standar di Indonesia. Berdasarkan standar Internasional lebar garis lurus dan diagaonal marka YBJ di Kota Surakarta tidak sesuai. Hasil perhitungan analisis efektifitas marka YBJ di Simpang Tiga Balong menunjukkan bahwa dengan adanya marka YBJ tundaan kendaraan di lengan Barat dan Selatan mengalami penurunan. Sedangkan lengan Timur mengalami peningkatan tundaan kendaraan sebesar 43,94% pada pagi hari dan 50,65% pada siang hari. Hal ini dipengaruhi oleh kinerja Simpang Empat Warung Pelem. Berdasarkan fungsi dari marka YBJ maka dapat disimpulkan bahwa marka YBJ efektif dalam meningkatkan kinerja Simpang Tiga Balong Kota Surakarta. Persentase pemahaman tentang marka YBJ diperoleh 34% sudah tahu fungsi, 28% yang benar–benar paham, 26,5% tahu sangsi pelanggaran, dan 25,5% sudah menaati peraturan dari marka YBJ. Dari hasil penelitian disimpulkan pada beberapa simpang diperoleh ketidaksesuaian bentuk marka YBJ. Pada Simpang Tiga Balong marka YBJ tidak efektif terhadap kinerja simpang. Secara keseluruhan kurangnya sosialisasi menjadi faktor banyaknya masyarakat yang belum mengenal dan memahami fungsi marka YBJ.
Kata Kunci : yellow box junction, kinerja simpang, tundaan