×
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) pengelolaan kelas di kelas inklusi SMA Al Firdaus Surakarta pada materi peluang, 2) pengelolaan pembelajaran matematika di kelas inklusi SMA Al Firdaus Surakarta pada materi peluang, 3) hambatan yang dialami guru selama proses pembelajaran matematika di kelas inklusi SMA Al Firdaus Surakarta.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi lapangan (field research). Prosedur pemilihan subjek dengan menggunakan purposive sampling. Subjek dalam penelitian adalah wakil kepala sekolah bagian inklusi, guru matematika, dua siswa tunagrahita, dan dua Guru Pendamping Khusus (GPK). Data penelitian ini berupa deskripsi pengelolaan kelas di kelas inklusi, deskripsi proses pembelajaran matematika pada materi peluang di kelas inklusi, dan hambatan yang dialami guru selama proses pembelajaran matematika pada materi peluang. Instrumen utama penelitian ini adalah peneliti sebagai sumber utama, lembar analisis dokumen RPP, lembar observasi, dan pedoman wawancara sebagai instrumen bantu. Validitas data menggunakan triangulasi sumber.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Selama proses pembelajaran matematika pada materi peluang, siswa tunagrahita mengikuti pembelajaran di kelas bersama dengan siswa reguler, namun siswa tunagrahita didampingi oleh guru matematika berkoordinasi dengan GPK mengenai pemilihan sub materi peluang yang dipelajari siswa tunagrahita. Sub materi yang ada pada materi peluang dipilih dan disesuaikan dengan kondisi siswa tunagrahita, sehingga siswa tunagrahita tidak mengikuti keseluruhan materi peluang yang diajarkan guru matematika di kelas. Ketika guru matematika menjelaskan materi peluang kepada seluruh siswa, GPK memantau aktivitas siswa tunagrahita dari belakang kelas. Setelah guru matematika selesai menjelaskan materi peluang, GPK mendampingi siswa tunagrahita. Jika siswa tunagrahita tidak memahami penjelasan materi peluang dari guru matematika, maka GPK memberikan remidial teaching pada materi peluang yang belum dipahami oleh siswa tunagrahita. Selama GPK mendampingi siswa tunagrahita, guru matematika memantau aktivitas seluruh siswa dan jika diperlukan maka guru matematika juga dapat membantu GPK dalam memberikan remedial teaching kepada siswa tunagrahita. Pada kegiatan penilaian, guru matematika berperan untuk membuat dan memodifikasi soal penilaian materi peluang karena GPK tidak memahami materi peluang secara mendetail, sedangkan GPK berperan untuk mengkonsentrasikan siswa tunagrahita dengan melakukan pendampingan. (2) Pada perencanaan pembelajaran, guru matematika mempersiapkan RPP berserta dengan soal evaluasi untuk siswa
viii
tunagrahita dan siswa reguler, pada pelaksanaan pembelajaran, guru matematika dibantu oleh GPK untuk menjelaskan materi peluang dan guru matematika memancing keaktifan siswa tuangrahita melalui pertanyaan-pertanyaan. (3) Hambatan yang dialami oleh guru adalah kesulitan dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif dikarenakan beberapa siswa memiliki aspek sosial yang tidak baik dan kesulitan dalam berkomunikasi dengan siswa tunagrahita yang diakibatkan dari aspek sosial siswa tunagrahita yang tidak baik.
Kata kunci: proses pembelajaran matematika, tunagrahita.