×
Adanya edukasi multikultural melalui jalur non-formal kepada masyarakat
merupakan suatu ide baru atau sebuah inovasi. Selama ini edukasi multikultural dikenal
hanya dalam dunia pendidikan formal. Kajian tentang multikultural yang telah
dilakukan mengambil sudut pandang keilmuan sosiologi, ekonomi politik dan teologis.
Menganalisa tentang penyebaran dan penerimaan sebuah ide atau inovasi baru tersebut
merupakan sesuatu yang sangat penting dan menarik. Bagaimana sesuatu yang dianggap
baru (inovasi) dapat diterima oleh masyarakat menjadi alat untuk menyelesaikan
(problem solving) permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini
menjadi menarik bagi peneliti karena edukasi tentang multikultural kepada masyarakat
dilakukan di Kota Surakarta (Solo), dimana masyarakat Kota Solo pernah memiliki
stempel sebagai masyarakat “sumbu pendek”. Bagaimana program edukasi
multikultural dapat disebarkan dan diterima oleh masyarakat Kota Solo yang pada
akhirnya bisa mengubah reputasinya dari kota yang rawan kerusuhan menjadi kota
damai. Edukasi multikultural di Kota Surakarta sebagai sebuah inovasi baru dalam
ranah ilmu komunikasi dapat dikaji menggunakan landasan teori difusi inovasi. Teori
difusi inovasi pada dasarnya menjelaskan proses bagaimana suatu inovasi
dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu sepanjang waktu kepada sekelompok
anggota dari sistem sosial.
Aspek komunikasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah proses
komunikasi yang terjadi dalam penyebaran dan penerimaan program edukasi
multikultural masyarakat di Kota Surakarta dengan penekanan fokus kajian pada
komunikator dan komunikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif studi kasus. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik snowball sampling,
Data penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam. Data yang dihasilkan adalah
transkrip hasil interview. Validitas data menggunakan 3 prosedur yaitu triangulasi,
membuat deskripsi yang kaya dan peer debriefing. Teknik analisa data yang digunakan
mendasarkan analisa pada proposisi teoritis untuk membuat kesimpulan yang terpenting
dalam penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peneyebaran dan peneriman program
edukasi multikultural di 5 kelurahan di Kota Surakarta bisa dikatakan berhasil. Namun
terjadi lompatan-lompatan penyampaian pesan kepada kategori adopter tertentu. Tidak
selalu kategori adopter bawah mendapatkan pesan tentang edukasi multikultural dari
kategori adopter satu level diatasnya. Ada sekelompok orang yang menutup diri
terhadap penyebaran program edukasi multikultural. Mereka adalah bagian dari
organisasi masyarakat radikal yang tidak bisa menerima perbedaan di dalam
masyarakat. Suka melakukan pemaksaan dalam menegakkan prinsip-prinsipnya. Ormas
radikal ini ada tersebar secara acak di seluruh wilayah Kota Surakarta. Mereka
merupakan individu-individu yang menolak adanya perbedaan.
Kata kunci: Edukasi Multikultural, difusi inovasi