Latar belakang :

ECT (Electro Convulsive Therapy) baik secara konvensional maupun MECTA (Monitored Electro Convulsive Therapy with Anesthesia) masih menimbulkan kontroversi sampai saat ini, karena keefektifannya masih dipertanyakan, serta adanya ketakutan masyarakat yang dihubungkan dengan asumsi bahwa ECT dapat menimbulkan gangguan fungsi kognitif. Dikarenakan banyaknya pro dan kontra mengenai efek terapeutik dan efek samping dari MECTA dan kurangnya data yang valid di Indonesia, maka penelitian ini dilakukan agar dapat mengetahui perubahan gejala klinis pada subjek Skizofrenia multidrug-resistant yang mendapatkan MECTA, agar dapat memberikan penatalaksanaan yang cepat dan tepat dalam hal intervensi secara holistik dan komprehensif.

Tujuan :

Untuk mengetahui keefektifan MECTA (Monitored Electro Convulsive Therapy with Anesthesia) pada pasien skizofrenia multidrug-resistant.

Metode :

Studi ini menggunakan metode penelitian kuantitatif berbentuk studi diskriptif analatik. Dalam penelitian ini tidak hanya mengamati subjek secara natural tetapi juga memberikan intervensi  MECTA (Monitored Electro Convulsive Therapy). Pada penelitian ini dilakukan pengamatan perbaikan gejala klinis pada subjek Skizofrenia multidrug-resistant pra dan pascatindakan MECTA melalui penilaian dengan PANSS (The Possitive and Negative Symptoms Scale).

Hasil :

Didapatkan perubahan gejala klinis pada subjek Skizofrenia multidrug-resistant: gejala positif, gejala negatif dan psikopatologi umum secara signifikan.

Kesimpulan :

MECTA efektif memberikan perbaikan gejala klinis dalam pengobatan Skizofrenia multidrug-resistant.

Kata kunci :

MECTA, Skizofrenia multidrug-resistant, Gejala Klinis, PANNS