Berdasarkan pengamatan di beberapa perusahaan batik, antara lain di Perusahaan
Batik Merak Manis terutama pada bagian pencantingan batik tulis, posisi pekerja
batik duduk harus menunduk dan membungkuk menghadap gawangan, tangan
kanan memegang canting untuk meletakkan lilin/malam pada kain, sementara
tangan kiri memegang bagian bawah kain, posisi kaki menekuk di bawah pantat
atau sering kali bertumpu satu sama lain. Observasi awal menggunakan Rapid
Upper Limb Assessment (RULA) didapatkan skor 5, yang berarti bahwa
penyelidikan lebih lanjut diperlukan dan dibutuhkan perbaikan segera. Tujuan
penelitian adalah merancang ulang gawangan dan kursi batik tulis, untuk
memperbaiki postur pekerja di bagian pencantingan batik tulis. Pengamatan awal
juga diperkuat dengan Nordic Body Map (NBM) yang dilakukan untuk
mengidentifikasi ketidaknyamanan pekerja melalui keluhan. Dengan
mempertimbangkan hasil penilaian postur pekerja dengan metode RULA dan NBM
kemudian dilakukan perbaikan proses kerja, menggunakan value engineering.
Output yang dihasilkan dari penerapan metode value engineering adalah
rekomendasi gawangan dan kursi. Gawangan memiliki ukuran panjang dari sisi kiri
sampai dengan sisi kanan 130 cm, dengan sudut kemiringan bidang kerja 102.50o
dari arah pekerja. Kursi terbuat dari kayu menyesuaikan dimensi antropometri
pekerja, dengan panjang dudukan kursi 51 cm, lebar dudukan kursi 53 cm, dan
tinggi kursi dari lantai 50 cm. Rangka wadah kompor memiliki panjang rangka 45
cm, lebar rangka 35 cm, dan tinggi 62 cm. Berdasarkan hasil dari penilaian RULA
setelah perancangan diperoleh nilai RULA sebesar 3 yang menunjukkan bahwa
postur kerja yang dilakukan setelah menggunakan rancangan alat bantu tergolong
dalam risiko rendah. Selain itu, postur tubuh pekerja ketika membatik menjadi lebih
tegak, sehingga tidak terasa nyeri pada punggung L5/S1.
Kata Kunci: Batik Tulis, RULA, NBM, Desain Produk, Value Engineering