Batik harus dikembangkan dalam berbagai aspek agar dapat memenuhi kebutuhan konsumen, salah satunya dalam aspek ukuran baju batik. Tetapi sayangnya dalam hal ukuran, batik masih memiliki kekurangan yaitu berbedanya ukuran kemeja batik laki-laki antara satu produsen dengan produsen yang lain. Hal tersebut membuat penjualan batik tidak optimal dikarenakan konsumen mengalami kesulitan dalam mencari ukuran batik yang sesuai dengan antropometri, misal pada toko A konsumen memperoleh ukuran batik M ketika berada pada toko B memperoleh ukuran L. Oleh karena itu, dirancang usulan ukuran kemeja batik laki-laki yang sesuai dengan antropometri mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan metode cluster K-Means untuk mendapatkan ukuran yang sesuai. Terlebih dahulu dikumpulkan data mengenai standar beserta dimensi ukuran kemeja batik pria lengan pendek dua puluh delapan produsen batik yang mempunyai showroom dan pabrik di Kampung Batik Laweyan Surakarta dan data antropometri mahasiswa laki-laki Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kemudian data ukuran produsen batik dan antropometri mahasiswa diolah menggunakan cluster K-Means. Ditentukan jumlah cluster yang diinginkan yaitu sebanyak 4 cluster ukuran yaitu ukuran S, M, L dan XL. Diperoleh dimensi panjang kemeja untuk ukuran S sebesar 63 cm, M sebesar 66 cm, L sebesar 68 cm dan XL sebesar 76 cm. Sedangkan dimensi lebar bahu untuk ukuran S sebesar 43 cm, M sebesar 43 cm, L sebesar 44 cm dan Xl sebesar 45 cm. Untuk dimensi lebar kemeja ukuran S sebesar 86 cm,  sebesar 97 cm, L sebesar 101 cm dan XL sebesar 112 cm. Untuk dimensi lingkar leher ukuran S sebesar 44 cm, M sebesar 44 cm, L sebesar 44 cm dan XL sebesar 45 cm. Untuk dimensi lingkar lengan ukuran S sebesar 30 cm, M sebesar 34 cm, L sebesar 39 cm dan XL sebesar 41 cm. Terakhir untuk 

dimensi panjang lengan ukuran S sebesar 36 cm, M sebesar 36 cm, L sebesar 40 cm dan XL sebesar 40 cm.

Kata kunci: Antropometri, Perancangan Ukuran Pakaian, Baju Pria Lengan Pendek, Cluster K-Means.