×
Mulai menjamurnya rumah makan yang berkonsep vegetarian di Kecamatan
Jebres, Surakarta menggambarkan adanya beberapa masyarakat yang menjalankan
gaya hidup vegetarian. Penerapan gaya hidup vegetarian ini tidak terlepas dari adanya
konstruksi sosial yang dialami oleh masyarakat Kecamatan Jebres, Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konstruksi sosial gaya hidup dan dampak
terhadap gaya hidup vegetarian dari adanya konstruksi sosial gaya hidup vegetarian di
Kecamatan Jebres, Surakarta. Penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Jebres,
Surakarta. Teori yang digunakan adalah teori modern konstruksi sosial oleh Peter L.
Berger dan Luckmann yang mengemukakan bahwa konstruksi sosial adalah proses
interaksi antara individu dengan lingkungan diluar dirinya yang menciptakan
kenyataan atau realitas yang dialami bersama secara subyektif melalui 3 proses yaitu
eksternalisasi, obyektivasi, dan internalisasi. Jenis penelitian ini adalah kualitatif
dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan dengan teknik wawancara
mendalam, obeservasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Sampel diambil dengan
menggunakan teknik purposive sampling. Untuk menjamin validitas data digunakan
triangulasi sumber sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis
pendekatan fenomenologi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konstruksi sosial gaya hidup vegetarian
pada proses eksternalisasi menghasilkan pengetahuan gaya hidup vegetarian adalah
pola makan nabati. Proses obyektivasi menghasilkan sikap masyarakat vegetarian
dilakukan untuk kesehatan, keyakinan, dan ekonomi karena sehat dan murah
sedangkan sikap masyarakat nonvegetarian dilakukan karena kesehatan, alergi, diet,
keyakinan yang sebagian dianggap sehat dan tidak sehat dengan biaya yang murah
dan mahal. Proses internalisasi menghasilkan tindakan masyarakat vegetarian yang
merasa damai, tenang, dan sabar menjalankan gaya hidup vegetarian dan merasa sakit
ketika tidak menjalankannya sedangkan tindakan masyarakat nonvegetarian sebagian
tertarik menjalankan vegetarian yang dianggap baik dan sebagian tidak tertarik
menjalankannya karena dianggap tidak baik