Penulis Utama : Udji Kayang Aditya Supriyanto
NIM / NIP : D0312079

Di Indonesia belum banyak berkembang teori sosial baru. Seakan setelahHabermas, tiada lagi. Maka penting untuk mengkaji pemikir sosial baru lewatskripsi ini. Memilih Jacques Ranciere sebagai tokoh yang dibedah pemikirannyadidasari kontribusi besarnya dalam mewacanakan filsafat dan ilmu sosial disamping nama-nama lain: Alain Badiou, Jean-Luc Nancy, Ernesto Laclau, atauSlavoj Zizek. Dibandingkan mereka, Ranciere lebih tekun menjelajah politik danestetika, terkhusus isu kesetaraan dan demokrasi. Pemikiran Ranciere terkait isutersebut penting mengingat Indonesia adalah negara demokrasi yang masih perlumempertanyakan “kesetaraan”. Penelitian ini bertujuan menjelaskan pemikiran Jacques Ranciere pada parapembelajar Sosiologi di Indonesia, khususnya pemikiran ihwal kesetaraan radikal.Tak berhenti di situ, penelitian ini juga mencoba mencari kemungkinan penerapankesetaraan radikal Ranciere dalam konteks masyarakat multikultural Indonesia.Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori disensus, dicetuskan olehRanciere. Sepuluh tesis politik dalam disensus Ranciere menjadi proposisi untukmenjelaskan kesetaraan radikal. Penelitian ini merupakan studi literatur denganpendekatan hermeneutis. Data diambil dari literatur-literatur terkait, baik yangditulis Ranciere sendiri atau para pengkaji. Teknik analisis penelitian ini memakaihermeneutical circle yang menunjukkan kelindan antara teori dan pemaknaan,selain juga kontekstualisasi. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemikiran Ranciere pentingdalam kajian Sosiologi, mengingat kontribusinya mengevaluasi dan mengkritikpemikiran kesetaraan para sosiolog sebelumnya. Kesetaraan menurut Ranciere,secara sederhana, berarti melampaui dikotomi, kategorisasi, dan segala bentukpembedaan. Selama semua orang mampu berpikir dan berbahasa, maka semuaorang adalah setara. Tidak perlu ada berbagai partisi dan hierarki. Kesetaraanmenjadi problem saat diwacanakan dalam konteks masyarakat multikultural.Nancy Fraser menyebut percabangan antara politik redistribusi dan politikpengakuan membuat kesetaraan dalam masyarakat mutikultural menjadi pincang.Jika merujuk politik redistribusi, politik pengakuan dianggap tak berlaku, begitupula sebaliknya. Karena itu, Fraser memakai pelampauan atas partisi dan hierarki,sebagaimana Ranciere, sebagai solusi untuk mengatasi dilema kesetaraan dalampolitik. Kesetaraan lebih dulu ada sebelum hadir bermacam partisi dan hierarki. 

×
Penulis Utama : Udji Kayang Aditya Supriyanto
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : D0312079
Tahun : 2016
Judul : Kesetaraan Radikal dan Masyarakat Multikultural (Studi Hermeneutis Pemikiran Jacques Ranciere)
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. ISIP - 2016
Program Studi : S-1 Sosiologi
Kolasi :
Sumber : UNS - Fak. ISIP Jur. Sosiologi - D0312079 - 2016
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Dr. Argyo Demartoto, M.Si
Penguji :
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. ISIP
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.