×
ABSTRAK
Permasalahan dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah gambaran tokoh
Sinta dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C.
Rajagopalachari? 2) Bagaimanakah perbedaan sudut pandang pengarang dalam novel
Sinta Obong karya Ardian Kresna dengan cerita Ramayana karya C.Rajagopalachari?
Tujuan Penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan gambaran tokoh Sinta
dalam novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C.
Rajagopalachari (2) Mendeskripsikan perbedaan sudut pandang pengarang dalam
novel Sinta Obong karya Ardian Kresna dengan cerita Ramayana karya C.
Rajagopalachari
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Metode yang digunakan adalah
deskriptif analisis. Sumber data pada penelitian ini yaitu berupa teks novel Sinta
Obong karya Ardian Kresna dan cerita Ramyana karya C. Rajagopalachari. Data yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah frasa dan kalimat yang terdapat dalam
novel Sinta Obong Karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C.
Rajagopalachari. Penelitian ini menggunakan teori sastra bandingan dan pendekatan
biografis sastra.
Simpulan pada penelitian ini adalah. 1) Gambaran tokoh Sinta dalam novel
Sinta Obong karya Ardian Kresna dan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari
memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah Sinta sebagai perempuan
istana terpancar dari wajahnya, Sinta sebagai gambaran dari perempuan timur,
lambang kekokohan hati terhadap pendirian, Sinta memiliki sifat yang setia dan
berbakti kepada suami, Sinta sebagai jelmaan dari Dewi, Sinta memiliki sifat hedonis.
Perbedaannya adalah. Persahabatan Sinta dengan Trijata. Perbedaan motif Rahwana
menculik Sinta, faktor Sinta membakar diri, Sinta yang tengah hamil bertemu dengan
Resi Walmiki, dalam Sinta Obong diceritakan Sinta melahirkan Batlawa dan
Ramakusya. 2) Perbedaan sudut pandang pengarang dalam novel Sinta Obong karya
Ardian Kresna dengan cerita Ramayana karya C. Rajagopalachari menganggap Raja
adalah Dewa, Kama digambarkan oleh C. Rajagopalachari pada tokoh Rahwana
dengan nafsu birahi akhirnya menculik Sinta. Ardian Kresna sebagai orang Jawa
menyisipkan konsep perempuan sebagai kanca wingking dan sigaran jiwa dalam
tokoh Sinta.