Latar Belakang: Proses pemidanaan di Indonesia menggunakan teori pembuktiannegatief wettelijk bewijstheorie. Salah satu alat bukti yang sah dapat berupa Visumet Repertum, yang mana berperan dalam mengungkap terjadinya suatu tindakpidana penganiayaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapathubungan keberadaan Visum et Repertum dengan putusan hakim pada tindakpidana penganiayaan.Metode: Penelitian ini berjenis observasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Sampel diambil secara purposive sampling berdasarkan kriteria inklusidan eksklusi dari lembar putusan hakim mengenai tindak pidana penganiayaan diPengadilan-pengadilan Negeri se-Karesidenan Surakarta (n=80). Kualifikasi lukayang tercantum pada bagian kesimpulan Visum et Repertum sebagai variabelbebas dan lama pidana penjara putusan hakim sebagai variabel terikat. Analisismenggunakan uji Spearman.Hasil: Uji Spearman memberikan hasil bahwa keberadaan Visum et Repertumberhubungan dengan putusan hakim dalam tindak pidana penganiayaan.Hubungan tersebut berkekuatan rendah (correlation coefficient = 0,243).Kesimpulan: Keberadaan Visum et Repertum berhubungan positif denganputusan hakim pada tindak pidana penganiayaan.Kata Kunci: Visum et Repertum, kualifikasi luka, putusan hakim, pidana penjara,tindak pidana penganiayaan