Subgrade merupakan tanah dasar atau tanah asli yang berada di bawah strukturjalan yang berfungsi menerima tekanan akibat beban lalu lintas yang adadiatasnya, sehingga daya dukungnya harus cukup untuk menerima beban lalulintas tanpa mengalami kerusakan. Permasalahan akan muncul jika subgrademerupakan tanah lunak, sehingga perlu dilakukan perkuatan seperti soil mixingcolumn. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perilaku penambahn soil mixingcolumn terhadap lendutan pada tanah dasar (subgrade) lunak, danmembandingkan lendutan antara pengamatan dengan pendekatan menggunakanrumus Hetenyi (1974).Metode penelitian yang digunakan yaitu model fisik skala kecil di laboratorium.Sampel tanah dibedakan menjadi 4 macam variasi yaitu: tanah lunak tanpaperkuatan (Varasi A), dengan perkuatan soil mixing column (Variasi B), denganpenambahan subbase di atas perkuatan (Variasi C), dan dengan penambahan basecourse di atas subbase (Variasi D). Pengujian lendutan dilakukan denganmeletakkan pelat besi di atas setiap Variasi kemudian dibebani dengan bebanberulang baik pada posisi sentris pelat maupun posisi eksentris pelat. Dial gaugesebanyak 5 buah diletakkan di atas pelat untuk membaca lendutan yang terjadisaat uji pembebanan.Hasil penelitian ini menunjukan perkuatan soil mixing column (Variasi B) mampumereduksi lendutan yang terjadi sebesar 59,77% (untuk beban sentris) dan59,85% (untuk beban eksentis) terhadap lendutan pelat diatas tanah tanpaperkuatan (Variasi A). Perbandingan lendutan antara pengamatan dengan metodependekatan rumus Hetenyi (1974) menunjukkan grafik lendutan yang hampirsama, akan tetapi selisih nilai lendutan pelat pada hasil pengamatan dengan hasilperhitungan masih cukup besar yaitu berkisar antara 44,75% hingga 65,46%.Kata kunci : tanah lunak, tanah dasar, subbase, base course, soil mixing column,lendutan.