×
Latar Belakang:Akses informasi kesehatan reproduksi bagi siswi remaja tunagrahita
masih rendah. Hal tersebut disebabkan kurangnya kapasitas guru untuk memberikan
bimbingan mengenai seksualitas.Tujuan penelitian untukmenganalisisfaktor-faktor yang
mempengaruhiperanguru dalam pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja putri
tunagrahita ringan di SLB (Sekolah Luar Biasa) Kabupaten Sleman, Yogyakarta.
Subjek dan Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Teknik pengambilan sampel dengan purposive samplingjenis criterion
sampling. Tujuh informan guru SLB dan lima informan kunci didapatkan sesuai
kriteria. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam, observasi dan kajian
dokumen. Teknik analisis datamenggunakan model interaktif Miles and Hubberman.
Hasil: Ketujuh guru telah berperan baik dalam pemberian pendidikan kesehatan
reproduksi. Perilaku tersebut tergantungdari pengetahuan, pengalaman,sikap, norma
subjektif, persepsi kendali serta dukungan pihak luar guru. Persepsi yang menghambat
adalah guru merasa belum menguasai materi dan pandangan tabu di masyarakat.
Kurangnya media, ruang UKS yang belum sesuai standar, tidak terintegrasinya
kesehatan reproduksi dalam kurikulum cenderung melemahkan niat untuk berperilaku.
Kesimpulan:Guru di SLB telah berupaya dalam pemberian pendidikan kesehatan
reproduksi.Namun akan lebih baik apabila:guru meningkatkan penguasaan
materinya;penguatan kebijakan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam kurikulum;
komite sekolah meningkatkan kerja sama lintas sektoral untuk menunjang fasilitas; dan
pembinaan program UKS oleh Puskesmas.
Kata Kunci : Peran Guru, Pendidikan Kesehatan Reproduksi, Remaja Tunagrahita