ABSTRAK

Hubungan Derajat Sesak Napas Dengan Indeks Massa Tubuh pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik di BBKPM Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Latar Belakang: Prevalensi     kasusPenyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)telah banyak terjadi di seluruh dunia. PPOK adalah penyakit yang ditandai dengan obstruksi saluran napas dan hiperinflasi, hal ini dikarenakan adanya abnormalitas saluran napas dan atau alveolus yang biasanya disebabkan oleh pajanan gas atau partikel berbahaya. Sesak napas adalah istilah untuk menunjukkan perasaan subjektif mengenai ketidaknyamanan seseorang untuk bernapas. Indeks massa tubuh adalah cara untuk menilai adanya penurunan atau peningkatan berat badan pada orang dewasa. Dari adanya obstruksi aliran udara dan hiperinflasi menyebabkansesak napas. Sesak napas yang dialami akan berpengaruh terhadap indeks massa tubuh karena adanya kelemahan otot. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis hubungan derajat sesak napas dengan indeks masa tubuh pada pasien PPOK yang berobat ke Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta.
Metode: Penelitian ini merupakan studi penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di BBKPM Surakarta pada Oktober  2018 dengan jumlah sampel 60 pasien PPOK yang sudah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner dan melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan pada pasien PPOK, lalu data dianalisis secara statistik dengan Uji Chi Square dan Uji Koefisien Kontingensi.
Hasil:Uji analisis Chi Square menunjukkan nilai Asymp. Sign 0,045 dan Uji Koefisien Kontingensi sebesar 0,251(p = 0,045, C = 0,251).
Simpulan: Ada hubungan yang bermakna derajat sesak napas dengan indeks massa tubuh pada pasien penyakit paru obstruktif kronik di BBKPM Surakarta dengan kekuatan korelasi lemah.