×
ABSTRAK
Cabang olahraga tenis meja dan tenis lapangan yang termasuk dalam olahraga raket memiliki ciri khas yaitu menggunakan lengan untuk melakukan pukulan raket kepada bola. Penggunaan satu sisi lengan telah diketahui dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya postur skoliosis karena ketidakseimbangan satu sisi otot. Dan, pada usia anak-anak dan remaja tubuh sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat dan sangat mudah terpengaruh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, (1) Kemungkinan postur skoliosis pada atlet tenis meja usia 9-14 tahun, (2) Kemungkinan postur skoliosis pada atlet tenis lapangan usia 9-14 tahun, dan (3) Perbedaan kemungkinan postur skoliosis antara atlet tenis meja dan tenis lapangan usia 9-14 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan studi kausal komparatif. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota populasi yang memenuhi kriteria variabel independent berjumlah 23 orang dengan 16 orang atlet tenis meja usia 9-14 tahun di Mitra Medika Klub Manahan, Surakarta dan 7 orang atlet tenis lapangan usia 9-14 tahun di Yunion Tenis Club Manahan, Surakarta. Pemeriksaan kemungkinan postur skoliosis dinilai dari pengukuran aspek-aspek yaitu, (1) scapular winging test, (2) leg length discrepancy, (3) plumb line test, dan (4) sudut rotasi batang. Pengujian hipotesis dilakukan menggunakan teknik two sample t-test, yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan homogenitas pada data sampel. Uji normalitas menggunakan teknik Ryan-Joiner (similar to Shapiro-Wilk) dan uji homogenitas menggunakan teknik Levene’s Statistic dengan bantuan komputer melalui software Minitab 17. Dari scapular winging test diperoleh keseluruhan sampel (100%) diidentifikasi mengalami winging scapula pada os. scapulae sisi kanan (dextra). Hasil Leg Length Discrepancy pada cabang olahraga tenis meja yaitu 0,887±0,506 (Mean±SD) dan tenis lapangan 1,000±0,493 (Mean±SD). Hasil plumb line test pada cabang olahraga tenis meja yaitu 0,600±0,477 (Mean±SD) dan tenis lapangan 0,857±0,556 (Mean±SD). Hasil sudut rotasi batang pada cabang olahraga tenis meja yaitu 2,813±1,109 (Mean±SD) dan tenis lapangan 2,714±0,756 (Mean±SD). Hasil analisis uji-T data Leg Length Discrepancy diperoleh P-Value sebesar 0,626. Ho ditolak karena P-Value > α (0,626 > 0,05). Disimpulkan bahwa “Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai Leg Length Discrepancy antara atlet tenis meja dan tenis lapangan usia 9-14 tahun”. Hasil analisis uji-T data Plumb Line Test diperoleh P-Value sebesar 0,270. Ho ditolak karena P-Value > α (0,270 > 0,05). Disimpulkan bahwa “Tidak terdapat perbedaan yang signifikan nilai Plumb Line Test antara atlet tenis meja dan tenis lapangan usia 9-14 tahun”. Hasil analisis uji-T data sudut rotasi batang diperoleh P-Value sebesar 0,834. Ho ditolak karena P-Value > α (0,834 > 0,05). Disimpulkan bahwa “Tidak terdapat perbedaan yang
x
signifikan nilai sudut rotasi batang antara atlet tenis meja dan tenis lapangan usia 9-14 tahun”. Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) Tidak ada postur skoliosis pada atlet tenis meja usia 9-14 tahun, (2) Tidak ada postur skoliosis pada atlet tenis lapangan usia 9-14 tahun, dan (3) Tidak terdapat perbedaan yang signifikan kemungkinan postur skoliosis antara atlet tenis meja dan tenis lapangan usia 9-14 tahun.
Kata kunci : Atlet tenis meja, Atlet tenis lapangan, Postur atlet dan Skoliosis.