×
Tanah lunak mempunyai sifat kuat geser yang rendah dan kompresibilitas yang tinggi sehingga dapat menyebabkan masalah ketidakstabilan dan penurunan jangka panjang yang tidak dapat ditolerir yang dapat menyebabkan beberapa jalan di sekitar tanah tersebut rusak / bergelombang. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tanah lunak ini adalah menciptakan pondasi cakar ayam pada tahun 1961 oleh Sediyatmo. Pondasi cakar ayam berfungsi untuk menambah daya dukung tanah, mereduksi perpindahan vertikal (displacement), pelat beton sebagai perkerasan kaku (rigid pavement) menjadi lebih kaku dan mengurangi pengembangan pada tanah ekspansif. Salah satu metode yang mampu membantu perancangan sistem cakar ayam ini adalah Metode Elemen Hingga (MEH) yang telah teruji dan memberikan hasil analisis yang akurat diantaranya adalah untuk perancangan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perilaku lendutan, gaya lintang dan momen maksimum dengan beban tunggal yang terjadi pada pelat cakar dengan variasi jarak pola segitiga. Analisis tersebut di korelsikan dari hasil pengamatan dengan Metode Elemen Hingga (MEH). Parameter input penelitian ini menggunakan data sekunder tanah lunak Setiawan (2015), Pembebanan tunggal yang di saratkan muatan satuan tunggal PUPR RI, Data geometri cakar ayam berdasarkan standart desain cakar ayam dengan referensi desain cakar ayam modifikasi di Pamanukan-Indramayu, Jawa Barat dengan variasi jarak antar cakar pola segitiga.
Hasil pengumpulan data dan analisis menunjukkan bahwa besarnya lendutan, momen dan gaya lintang tergantung dari jarak antara posisi beban dengan cakar, semakin kecil jarak antar cakar semakin kecil hasilnya. Posisi beban yang berada di tengah pelat juga menunjukan pengaruh yang lebih kecil lendutan, momen dan gaya lintangnya dibanding di pinggir pelat. Lendutan yang terjadi jika menggunakan CAM lebih kecil di banding pelat tanpa cakar selisih perbandingannya 12% hingga 59%. Hasil perbandingan momen menggunakan CAM lebih kecil dibanding menggunakan tanpa cakar, dengan selisih perbandingan 1,66% hingga 65,63%. Hasil perbandingan momen nominal dengan momen terbesar antar titik pembebanan menggunakan CAM maupun tidak masih lebih besar dengan selisih perbandingannya 29,27% hingga 69,54%. Hasil perbandingan gaya lintang menggunakan CAM dengan tanpa cakar didapatkan hasil yang beragam, dengan selisih perbandingan -533,7% hingga 9,35%.