Latar belakang: Setiap dokter di Indonesia memiliki pedoman dalam melaksanakan praktik kedokterannya dalam Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI). Kode Etik Kedokteran berdasarkan pada kaidah dasar bioetika, antara lain berbuat baik (beneficence), tidak merugikan (non maleficence), menghargai otonomi pasien (autonomy), dan berlaku adil (justice). Pengendalian infeksi diharapkan dapat dikendalikan dengan berpedoman kode etik kedokteran yang memegang prinsip bioetika non maleficence. Keberadaan dan tindakan dokter muda pada fasilitas pelayanan kesehatan dapat berisiko meningkatkan dan mentransmisikan infeksi. Rantai penyebaran infeksi dapat diputus melalui penerapan standar pelayanan medik. Keterampilan dan pemahaman yang dimiliki dokter muda merupakan hal penting untuk mencegah penyebaran infeksi sekaligus meningkatkan angka kesehatan.

Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2018. Subjek penelitian adalah dokter muda RSUD dr. Moewardi Surakarta yang telah menjalani pendidikan profesi selama ≥ 6 bulan dan bersedia menjadi subjek penelitian. Subjek penelitian mengisi (1) Lembar informed consent sebagai tanda persetujuan, (2) Kuesioner Kode Etik Kedokteran Indonesia untuk mengetahui tingkat pengetahuan dokter muda terhadap Kode Etik Kedokteran Indonesia, (3) Kuesioner hubungan pengetahuan tentang Kode Etik Kedokteran dengan sikap upaya dokter muda mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan. Diperoleh 36 data dan dianalisis menggunakan (1) Uji normalitas data Shapiro Wilk, (2) Uji korelasi rank Spearman melalui program SPSS statistics 24 for Windows.

Hasil penelitian: Dari hasil analisis data, terdapat hubungan pengetahuan tentang kode etik kedokteran dengan sikap upaya dokter muda mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan dengan nilai p = 0,013, kekuatan korelasi cukup dan arah korelasi positif (r = 0,370).

Simpulan penelitian: Ada hubungan pengetahuan kode etik kedokteran dengan sikap upaya dokter muda mengurangi risiko infeksi akibat perawatan kesehatan yang bermakna.