Penulis Utama : Uci Setyowati
NIM / NIP : F0102068
× ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam Penetapan Upah Minimum Propinsi di Jawa Tengah tahun 1990-2004. Latar belakang dilakukan penelitian ini adalah bahwa upah merupakan salah satu faktor terpenting dalam menentukan tingkat kinerja dan produktivitas pekerja. Perbedaan standar upah yang dianggap layak bagi para pekerja dan pengusaha sering menimbulkan masalah dan pertentangan yang berkepanjangan. Hal ini semakin menjadi permasalahan manakala dalam penentuan penetapan tingkat upah dalam suatu wilayah terdapat berbagai macam usulan yang berbeda antara para pengusaha dan dari serikat buruh itu sendiri. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekunder time series tahun 1990-2004 yang bersumber dari Badan Pusat Statisik (BPS) Propinsi Jawa Tengah, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Propinsi Jawa Tengah (Disnakertrans) dan ditunjang oleh studi pustaka. Untuk menganalisis pengaruh kebutuhan hidup minimum, produktivitas tenaga kerja, kontribusi industri ke PDRB, dan juga indek harga konsumen terhadap upah minimum propinsi di Jawa Tengah digunakan model regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Proses pengujian yang digunakan terdiri dari pengujian secara statistik meliputi uji t, uji F, dan uji determinasi. Sedangkan untuk pengujian ekonometrika (asumsi klasik) meliputi Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Autokorelasi. Hasil penelitian menunjukkan variabel kebutuhan hidup minimum, produktivitas tenaga kerja, kontribusi industri ke PDRB dan indek harga konsumen secara signifikan berpengaruh positif terhadap upah minimum propinsi di Jawa Tengah. Hasil Uji ekonometrika juga menunjukkan tidak adanya gangguan multikolinearitas, gangguan heteroskedastisitas dan gangguan autokorelasi. Melihat hasil analisis data ini, maka disarankan kepada pemerintah Propinsi Jawa Tengah, pengusaha dan serikat pekerja, serta unsur terkait lainnya dalam penentuan upah minimum perlu mempertimbangkan tingkat pertumbuhan dan kondisi ekonomi daerah setempat. Peningkatan upah juga berhubungan dengan perkembangan KHM daerah dan IHK, untuk itu perlu adanya kecermatan perhitungan KHM dengan melibatkan unsur-unsur yang terkait seperti Tripartit, Dewan Pengupahan Daerah dan Perguruan Tinggi secara berkala sesuai kalender perhitungan KHM dan juga adanya pemantauan terhadap laju perkembangan harga-harga kebutuhan pokok konsumen sehingga stabilitas upah dapat dijaga. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui investasi pendidikan sehingga terjadi peningkatan kemampuan terhadap kualitas dan keahlian tertentu. Pemerintah hendaknya juga mempunyai rumusan dasar yang lebih akurat dalam penentuan upah minimum. Kata kunci: upah minimum, kebutuhan hidup minimum, produktivitas tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi, indek harga konsumen.
×
Penulis Utama : Uci Setyowati
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : F0102068
Tahun : 2006
Judul : Analisis faktor- faktor yang dipertimbangkan dalam penetapan upah minimum propinsi di Jawa Tengah ( 1990 - 2004 )
Edisi :
Imprint : Surakarta - F. Ekonomi - 2006
Program Studi : S-1 Ekonomi Pembangunan
Kolasi :
Sumber : UNS-F. Ekonomi Jur. Ekonomi Pembangunan-F.0102068-2006
Kata Kunci :
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Drs. Sutomo, MS
Penguji :
Catatan Umum : 1424/2006
Fakultas : Fak. Ekonomi dan Bisnis
×
File : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.