×
Penelitian ini merupakan analisis wacana kritis tentang polemik sabdaraja dalam tubuh Kraton Yogyakarta di surat kabar lokal Yogyakarta yakni, SKH Kedaulatan Rakyat. Polemik bermula saat Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagai Raja Yogyakarta mengeluarkan Sabdaraja yang disebut dengan Dhawuhraja berkaitan dengan persoalan suksesi tahta Raja di Kraton Yogyakarta. Polemik ini menimbulkan adanya Pro dan Kontra muncul dari rayi dalem. Penelitian ini bermaksud mengungkap bagaimana koran lokal mengkonstruksi pemberitaan polemik sabdaraja terkait suksesi penerus tahta Raja serta membongkar kepentingan ekonomi – politik media cetak tersebut dalam memberitakan polemik internal Kraton Yogyakarta.Penelitian ini menggunakan paradigma kritis dengan metode penelitian analisis wacana kritis (AWK)Norman Fairclough. Teknik pengumpulan data menggunakan analisis teks media dan menggabungkan wawancara mendalam. Analisis terhadap wacana, ditemukan adanya relasi kuasa dominasi dalam konteks wacana sabdaraja. Wacana yang mendominasi terlihat pada citra baik Sultan HB X yang selalu ditampilkan sebagai aktor tunggal. Terlihat adanya wacana sampingan yang sebenarnya merupakan hasil penyelarasan terhadap kepentingan yang dominan.Pada tahap praktek wacana ditemukan adanya interpretasi dalam diri produsen teks. Interpretasi terhadap apa yang menjadi selera pembaca yang menjadi pilihan redaksional dalam mengangkat tema dalam pemberitaannya. SKH Kedaulatan Rakyat menampilkan narasumber yang dianggap sebagai tokoh yang berpengaruh di Yogyakarta. Selain itu, pemilihan penggunaan bahasa jawa dalam pemberitaannya menjadi pilihan yang didasari pertimbangan ekonomi karena merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan khalayak dan mempertahankan lembaga media di tengah pasar media lokal di Yogyakarta.Pada level sosiokultural terlihat bahwa selain faktor kedekatan secara sejarah. Terlihat lebih menonjol faktor ekonomi mendominasi secara kontekstual dan mampu mengalahkan faktor penekan lain seperti politik dan budaya. Penelitian ini berangkat dari kerangka teori ekonomi politik media yang diartikan sebagai studi tentang relasi sosial, tentunya relasi kekuasaan yang saling berkaitan dalam sistem produksi, distribusi, dan konsumsi sumber daya komunikasi.Hasil penelitian menunjukan, SKH Kedaulatan Rakyat tidak berdiri secara tegas. Cenderung condong ke salah satu kubu. SKH Kedaulatan Rakyat cenderung berada di kubu Sultan dengan mengkomodir wacana yang saling berseberangan.SKH Kedaulatan Rakyat mengidentifikasikan dirinya pada kelompok pendukung sabdaraja. Cara media dalam memberitakan polemik suksesi ini menunjukan rentannya independensi media.