×
ABSTRAK
Latar belakang: Otitis eksterna akut adalah suatu proses infeksi bakteri yang bermanifestasi sebagai dermo-epidermitis akut dari kanalis akustikus eksternus (KAE).Mikroorganisme yang sering ditemukan pada kelompok pasien adalah Staphylococcus aureus, Bacillus, and Pseudomonas aeruginosa.
Tujuan: Mengetahui perbedaan efektivitas larutan asam asetat dan hidrokortison dibandingkan dengan polimiksin-B neomisin, fludrokortison asetat dan lidocaine HCl terhadap tanda dan gejala klinis serta perubahan bakteriologis pada otitis eksterna akut.
Metode: Penelitian eksperimental dengan desain Randomized Controlled Trial. Subjek adalah penderita otitis eksterna akut yang sesuai dengan kriteria inklusi. Diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik. Subyek penelitian yang dikelompokkan menjadi kelompok terapi asam asetat 2% hidrokortison 1% dan kelompok polimiksin-B neomisin, fludrokortison asetat dan lidocaine HCl. Dilakukan evaluasi klinis menggunakan skor VAS dan evaluasi kuman menggunakan pemeriksaan bakteriologis.Pemeriksaan dilakukan pada hari ke-0 dan ke-7.
Hasil:. Terdapat perbedaan efektivitas klinik terapi Asam Asetat 2% Hidrokortison 1% danPolimiksin-B, neomisin, fludrokortison asetat, dan lidokain HCl dalam menurunkan keluhan gejala gatal. Di mana terapi Asam Asetat 2% Hidrokortison 1% memiliki efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan terapi Polimiksin-B, neomisin,fludrokortison asetat, dan lidokain HCl (p=0,026<0.05).
Kesimpulan: Terdapat perbedaan efektivitas klinik yang lebih baik pada terapi Asam Asetat 2% Hidrokortison 1%dibandingkan Polimiksin-B, neomisin, fludrokortison asetat, dan lidokain HCl dalam menurunkan keluhan gejala gatal.
Kata kunci: otitis eksterna akut, efektivitas, asam asetat, hidrokortison, polimiksin-B
neomisin.