×
Kekurangan gizi pada ibu dan bayi akan memiliki dampak kepada kesehatan dan kecerdasan ank, sedangkan kecerdasan anak itu sendiri berdampak kepada tersedianya sumber daya manusia berkualitas. Lemahnya kemampuan ibu dan keluarga untuk memberikan pola asuh akan berakibat pada kejadian gizi kurang bahkan gizi buruk pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) menjelaskan pola perilaku asuh gizi yang dilakukan ibu pada balita bawah gars merah. 2) pelaksanaan program pemberian makanan tambahan pemulihan pada balita bawah garis merah.
Dalam penelitian ini digunakan Teori George Homans yaitu pertukaran sosial. Teori ini bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Sehingga tindakan yang dilakukan seseorang itu bergantung pada ganjaran (reward) atau hukuman (punishment) yang diberikan terhadap tindakan tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan situasi sebenarnya di lapangan. Informan yang dipilih merupakan ibu balita bawah garis merah yang menerima program pemberian makanan tambahan pemulihan, bidan desa, kader posyandu dan ahli gizi Puskesmas. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Pola perilaku asuh gizi pada balita bawah garis merah terbagi menjadi pengetahuan meliputi pemberian makan, sikap meliputi perawatan dan perlindungan bagi anak, pengasuhan psiko-sosial serta praktik yang meliputi kebersihan diri dan sanitasi lingkungan, praktik kesehatan dan pola pencarian pelayanan kesehatan dan praktik menyusui dan pemberian makanan pendamping ASI. 2) program PMT-P diberikan kepada 4 balita BGM, makanan tambahan yang diberikan berupa biskuit adapula bahan makanan mentah. Terdapat kendala dalam pelaksanaan program diantaranya yaitu system pengadaan makanan tambahan, balita yang enggan mengonsumsi PMT-P serta program yang belum tepat sasaran.