×
Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengembangkan E-Vocational sebagai media pembelajaran pada mata kuliah program CAD 2D dengan materi perintah dasar AutoCAD. (2) mengetahui tingkat kelayakan E-Vocational sebagai media pembelajaran pada mata kuliah program CAD 2D dengan materi perintah dasar AutoCAD. Penelitian ini menggunakan metode penelitian riset dan pengembangan, dengan melakukan pengembangan E-Vocational sebagai media pembelajaran. Prosedur pengembangan media pembelajaran dilakukan melalui: (1) Tahap studi pendahuluan dilakukan dengan studi literatur dan studi lapangan / observasi. (2) Tahap pengembangan dengan melakukan pengkajian materi. Kemudian pembuatan desain model / perancangan yang dibagi menjadi 6 bagian diantaranya: menyusun draft materi bersama dosen mata kuliah program CAD 2D, pembuatan media pembelajaran E- Vocational, membuat materi untuk di upload ke E-Vocational, pembuatan serta editing video pembelajaran, upload materi dan video pembelajaran pada E-Vocational, dan media pembelajaran E-Vocational siap digunakan sebagai media pembelajaran. Selanjutnya melakukan validasi penilaian kepada para ahli / pakar materi, media dan pembelajaran untuk menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat. Selanjutnya melakukan uji coba terbatas dengan 3 mahasiswa yang telah mengambil mata kuliah program CAD 2D dan uji coba luas kepada 30 mahasiswa PTB FKIP UNS tahun angkatan 2015. (3) Tahap evaluasi merupakan tahap akhir dari proses pengembangan terkait model final E-Vocational sebagai media pembelajaran pada mata kuliah program CAD 2D dengan materi perintah dasar AutoCAD. Hasil penelitian dari penilaian ahli materi menyatakan bahwa E-Vocational sebagai media pembelajaran sangat layak digunakan dengan persentase sebesar 96,2 %. Penilaian ahli media dengan persentase 90,2 % menyatakan bahwa pengembangan media termasuk kategori sangat layak. Penilaian ahli pembelajaran menyatakan bahwa pengembangan E-Vocational sebagai media pembelajaran sangat layak dengan persentase sebesar 82,5 % sedangkan uji coba terbatas hasil yang diperoleh sebesar 91,35 % menyatakan bahwa media pembelajaran yang dirancang sangat layak kemudian pada uji coba luas menyatakan dengan persentase 83,29 % bahwa media pembelajaran termasuk kategori sangat layak.