×
Dampak aktivitas warga kota selalu mempengaruhi lingkungan didalamnya, salah satunya sungai. Bantaran sungai menjadi permukiman penduduk dengan kondisi terbatas
yang melakukan keseharian guna mempertahankan keberadaanya di kota. Penelitian ini
bertujuan untuk 1) Menjelaskan kondisi sosial kampung kota bantaran Sungai Winongo.
2) Kondisi fisik lingkungan bantaran Sungai Winongo Kota Yogyakarta. 3)
Menggambarkan praktik keseharian warga kampung kota bantaran Sungai Winongo Kota Yogyakarta. Dalam penelitian ini digunakan pemikiran Pierre Bourdieu tentang Teori Modal. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan Deskriptif untuk menghasilkan informasi penggambaran yang mendalam. Informan yang dipilih merupakan warga kampung kota asli, warga pendatang dan FKWA selaku komunitas Sungai Winongo. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa : 1)Perubahan jumlah penduduk seiring waktu membuat permukiman di kampong bantaran Sungai Winongo semakin memadat. Kebanyakan warga yang datang dan tinggal berasal dari sekitar Kota Yogyakarta yang mencari peruntungan di kota. Banyak kegiatan rutin di kampung dilakukan secara kolektif digunakan untuk mengikat solidaritas warga. Warga kampong bantaran sungai Winongo dari tahun ke tahun mulai menumbuhkan kesadaran untuk merawat lingkungan tempat dimana mereka tinggal. Warga satu mengingatkan warga lain demi terwujudnya kondisi lingkungan yang bersih dan sehat meskipun tinggal di dekat Sungai Winongo.
2)Kondisi fisik kampung dan sungai kian lama terdegradasi khususnya mulai menurun kualitasnya karena limbah aktivitas manusia. Warga sangat peka terhadap perubahan
sungai dan kampungnya sepuluh hingga lima tahun terakhir. Sampah menjadi masalah dan perlu ada kesadaran warga. 3) Praktik keseharian warga kampung yang tertangkap berupa kegiatan ekonomi sosial yang dominan bergerak dengan usaha mandiri mereka, permukiman di kampung-kampung informal kota dan pendidikan formal yang rendah serta keterampilan yang mereka punya sebagai hal yang mampu menunjukan bahwa warga bantaran Sungai Winongo adalah kalangan menengah ke bawah perkotaan. Aktivitas sehari-hari warga kampung kota ini merupakan bentuk adaptasi yang harus dilakukan untuk menyambung hidup. Gagasan Bourdieu yakni tentang Modal, ditemukan dalam keseharian warga kampung kota guna mempertahankan hidup. Jejaring, hubungan timbal balik, norma dan kepercayaan menguatkan warga kampung kota bantaran dalam beraktivitas dan menyambung hidup.