×
Latar belakang: Asma merupakan penyakit heterogen yang memiliki karakteristik gangguan inflamasi kronik saluran napas dengan gejala mengi, sesak napas, rasa berat di dada, dan batuk yang intensitasnya bervariasi dari waktu ke waktu, disertai keterbatasan aliran udara ekspirasi yang bervariasi. Inflamasi menyebabkan mengi berulang, sesak napas, rasa dada tertekan dan batuk khususnya pada malam atau dini hari. Gejala ini biasanya memiliki insensitas bervariasi dari waktu ke waktu, disertai keterbatasan aliran udara, dan sebagian bersifat reversibel baik secara spontan maupun dengan pengobatan. Inflamasi ini juga berhubungan dengan hipereaktivitas jalan napas terhadap berbagai rangsangan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh resveratrol terhadap kadar IL-5, eosinofil darah, % VEP1 dan skor ACT pada penderita asma. Metode: Uji klinis dilakukan dengan pre dan post test group design pada 30 pasien asma rawat jalan di klinik Paru RSUD Dr. Moewardi Surakarta bulan Februari - Maret 2018 secara purposive sampling dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama diberikan terapi standar dan resveratrol 1x500 mg selama 28 hari, sedangkan kelompok kedua hanya diberikan terapi standar. Penurunan derajat inflamasi dinilai dari IL-5 plasma dan eosinofil darah, derajat obstruksi diukur dari % VEP1, dan perbaikan klinis diukur dari skor ACT sebelum dan sesudah perlakuan.
Hasil: Tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,067) penurunan jumlah kadar IL-5 plasma kelompok perlakuan dibanding kontrol, terdapat perbedaan bermakna (p=0,001) penurunan jumlah kadar eosinofil darah kelompok perlakuan dibanding kontrol, tidak terdapat perbedaan bermakna (p=0,836) nilai % VEP1 kelompok perlakuan dibanding kontrol, terdapat perbedaan bermakna (p=0,001) peningkatan skor ACT kelompok perlakuan dibanding kelompok kontrol.
Simpulan: Pemberian resveratrol 500 mg/hari pada penderita asma selama 28 hari dapat berpengaruh terhadap penurunan kadar eosinofil darah dan peningkatan skor ACT.