×
Latar Belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia. Epidemi TB lebih besar dari perkiraan sebelumnya. Rumah sakit dan klinik paru menyumbang jumlah pasien secara signifikan dari semua kasus BTA positif. World Health Organization (WHO) menempatkan pendekatan public-private mix (PPM) sebagai salah satu komponen penting untuk menunjang keberhasilan penanggulangan TB di dunia. Kinerja rumah sakit dalam penanggulangan TB dinilai menggunakan angka keberhasilan pengobatan.
Tujuan: Mengetahui faktor yang mempengaruhi keberhasilan rumah sakit dalam penanggulangan TB di Jawa Tengah.
Metode: Rancangan penelitian adalah epidemiologi deskriptif analitik dengan desain cohort retrospective. Sampel penelitian diambil secara total sampling. Subjek penelitian 158 rumah sakit di Provinsi Jawah yang yang menggunakan strategi DOTS dan masuk daftar tilik SubDit TB Kemenkes 2010, diambil pada Januari-Februari 2018. Data dihubungkan dengan data Pelaporan TB Dinkes Provinsi Jawa Tengah tahun 2013 dan 2016. Angka keberhasilan pengobatan baik jika nilainya ≥85%.
Hasil: Ada 110 rumah sakit yang lengkap data 2013 dan 2016. Tidak ada hubungan yang signifikan antara komitmen dan organisasi tim DOTS RS, pengobatan, pengawasan pengobatan, jejaring internal/ eksternal, dan sarana fasilitas kesehatan dengan angka keberhasilan pengobatan TB. Dimana pada penelitian ini p> 0,05. Tipe rumah sakit berhubungan signifikan dengan angka keberhasilan pengobatan pada tahun 2013 dengan nilai p< 0,05. Dimana semakin rendah tipe rumah sakit, semakin baik angka keberhasilan pengobatan TB.
Simpulan: Daftar tilik Subdit TB Kemenkes tidak berhubungan dengan dengan angka keberhasilan pengobatan.