×
ABSTRAK
Kemacetan lalu lintas merupakan salah satu permasalahan yang belum terselesaikan di kota Jakarta. Salah satu cara untuk menangani masalah ini ialah dengan beralih menggunakan transpotasi umum. Pada saat ini transportasi yang diandalkan oleh masyarakat Jabodatabek adalah commuter line karena begitu banyak kelebihan yang ditawarkan oleh transportasi ini. Namun disisi lain memberikan dampak negatif karena adanya potensi kekerasan seksual di commuter line. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan potensi kekerasan seksual serta sikap dan upaya yang dilakukan stakeholder dalam menghadapi kekerasan seksual, berdasarkan habitus, modal dan arena penumpang dengan menggunakan teori praktik dari Pierre Bourdieu. Penelitan ini menggunakan metode kualitatif fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi partisipan, wawancara mendalam dan dokumentasi. Penarikan sampel dalam penelitian ini secara proposive. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan dari responden penumpang commuter line, korban kekerasan seksual di commuter line dan pihak operator serta data sekunder didapatkan dari literatur, laporan, dan portal berita online. Validitas data yang digunakan ialah triangulasi data. Analisis data dalam penelitian ini yaitu menggunakan data interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi kekerasan seksual di commuter line dipengaruhi oleh habitus penumpang perempuan yang hanya fokus kepada diri sendiri, arena yang padat serta modal yang dimiliki masih sangat sedikit. Dengan adanya potensi yang semakin besar penumpang perempuan mulai memperbaiki sikap mereka saat menggunakan commuter line. Upaya pun dilakukan oleh pihak operator ialah dengan melakukan penangkapan dan memberikan sangksi kepada pelaku, serta bekerjasama dengan komunitas “KRL Mania” dengan mengadakan acara “Berani Melawan Aman Sampai Tujuan”. Acara ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada penumpang apabila mengalami atau melihat kekerasan seksual harus berani untuk meminta tolong dan kemudian melaporkan pelaku. Implikasi teori dalam penelitian ini teori praktik menurut Pierre Bourdieu dapat menjelaskan habitus, modal dan arena penumpang perempuan di commuter line yang berpotensi mengalami kekerasan seksual. Implikasi Metodologi dalam penelitian ini tidak mudah untuk mengungkap secara langsung jenis kekerasan seksual yang ada di commuter line. Implikasi empiris dalam penelitian ini diketahui bahwa kurangnya perhatian penumpang terhadap kasus kekerasan seksual yang terjadi di commuter line.
Kata Kunci: Kekerasan seksual; perempuan; commuter line