ABSTRAK

Kombinasi imu material bahan bangunan dan teknologi tekstil di zaman modern terus meningkat,sehingga terbentuk textile reinforced concrete. Dimana penggunaan textile reinforced concrete dapat membantu jembatan, pilar atau beton bertulang untuk menahan getaran, sentakan tiba-tiba dan torsi. Namun pada dasarnya kelemahan reinforced concrete masih cenderung menggunakan tulangan baja sehingga rentan terhadap korosi. Alternatif untuk mengatasi keadaan tersebut dengan penggunaan bahan alternatif alam, salah satunya adalah serat cantula (Agave Cantula Roxb) yang diselimuti dengan resin vinyl ester. Pada penelitian ini dilakukan dengan cara metode observasi eksperimental dengan serangkaian tes tegangan tarik langsung, dengan deformasi yang dikendalikan, dilakukan untuk mempelajari kekuatan, deformasi, dan perilaku retakan pada matriks TRC dengan atau tanpa tambahan reinforcement serat cantula. Penelitian ini membahas kemampuan reinforcement serat cantula dengan mengamati pengaruh reinforcement ratio terhadap variasi matriks yang berupa polymer modi?ed mortar (PMM) dan textile reinforced concrete (TRC). Reinforcement ratio yang digunakan pada penelitian ini adalah 2%, 3%, 4%, dan 5%. Pengujian dilakukan dengan cara tarik langsung benda uji pada umur 3 hari dan 28 hari. Hasil dari pengujian didapatkan kenaikan tertinggi reinforcement ratio 5% pada benda uji PMM dengan nilai kekuatan tarik sebesar 2.41 MPa umur 3 hari dan sebesar 3.41 MPa pada umur 28 hari. Nilai kekuatan tarik terbesar pada TRC terdapatpadareinforcementratio4% dengannilaikuattarik2.95MPapadaumur3 hari dan 3.38 pada umur 28 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kadar optimum reinforcement ratio pada penggunaan anyaman serat cantula memiliki nilai kuat tegangan dan daktalitas yang berbeda, dengan matriks yang berbeda.

KataKunci:reinforcement ratio, textile reinforced concrete, serat cantula, daktalitas.